PALEMBANG – Hingga Rabu malam, korban tewas kecelakaan bus Sriwijaya yang terjun ke jurang Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Dempo Selatan, Pagaralam, Palembang, menjadi 35 orang.
Namun sampai saat ini, tim SAR gabungan masih belum bisa memastikan jumlah penumpang bus tersebut karena ada dugaan bus tersebut membawa penumpang gelap yang tidak terdaftar.
Untuk sementara, polisi menduga kecelakaan tersebut kecelakaan tunggal akibat sopir mengantuk setelah menempuh jarak jauh dari Bengkulu.
(Baca: Korban Tewas Bus Sriwijaya Masuk Jurang di Pagar Alam Jadi 28 Orang)
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid dokes) Polda Sumatera Selatan Kombes Pol dr Syamsul Bahar menjelaskan, berdasarkan pemeriksaan tim forensik, seluruh korban yang tewas dalam kecelakaan bus Sriwijaya akibat terkurung dalam badan mobil.
Dari pemeriksaan seluruh jenazah, semuanya mengalami trauma akibat terjatuh dari jurang. Selain itu, para korban juga banyak meminum air sungai karena terjebak dalam mobil.
“Mereka terminum air akibat terkurung dalam mobil. Sebagian besar korban meninggal karena mengalami trauma setelah terjatuh ke jurang,” ujar Syamsul, Rabu (25/12/2019).
Sementara itu Kepala Operasional PO Bus Sriwijaya Aji Supriyadi menjelaskan bus Sriwijaya yang kecelakaan tersebut rutin melakukan uji KIR setiap 6 bulan sekali, dan habis masa berlaku pada Februari 2020 nanti.
“Bus dalam kondisi laik jalan. Uji KIR terakhir enam bulan lalu,” jelas Aji Supriyadi (tri)