Friday, 13 December 2019

Mensos Sebut Kebijakan dan Program di Kemensos Berbasis Riset

Kamis, 12 Desember 2019 — 11:31 WIB
Mensos Juliari P. Batubara.(ist)

Mensos Juliari P. Batubara.(ist)

JAKARTA –  Menteri Sosial Juliari P. Batubara memastikan, kebijakan dan program di Kementerian Sosial sudah banyak yang berbasiskan riset.

Selain terkait social protection ,Mensos meminta badan litbang Kemensos memperkuat riset terkait social empowernment .

“Sudah banyak kebijakan yang diambil Kementerian Sosial dalam pembangunan kesejahteraan sosial yang berdasarkan riset.  Penelitian juga digunakan dalam konteks evaluasi terhadap program, apakah sudah tepat sasaran,” kata Mensos usai menghadiri dan membuka workshop internasional tentang Riset dan Kebijakan, di Jakarta, Rabu (11/12/2019).

Kedepan, Mensos meminta agar lebih banyak lagi riset digunakan sebagai basis dari program di Kementerian Sosial. Mensos mendorong agar riset tidak hanya untuk program yang terkait social protection ,namun juga social empowernment (pemberdayaansosial).

Kepada Kepala Badan Pendidikan Pelatihandan Penyuluhan Sosial (BP3S) Syahabuddin, Mensos meminta agar dilakukan kajian terkait pemberdayaan social tersebut.

“Bapak Kabadan, kedepan kita harus lebih banyak riset terkait dengan pemberdayaan social, ” kata Mensos.

Dalam paparannya lebih lanjut, Mensos menjelaskan, riset dan kebijakan, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

mensos juliari Mensos Juliari P Batubara.(ist)

“Melalui riset yang terstruktur, bias diperoleh data, dan informasi, serta pengetahuan tentang permasalahan, tantangan dan peluang serta potensi penyelenggaraan kesejahteraan sosial,” kata Mensos.

“Penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dibangun dengan kebijakan berkualitas adalah kebijakan yang dapat diimplementasikan dengan efektif dan rasional. Juga memberikan solusi terhadap persoalan sosial yang semakin kompleks,” katanya.

Mensos menekankan, pelaksanaan program perlindungan social tidak diarahkan untuk sekedar memenuhi kebutuhan dasar.

“Namun juga untuk memperkuat pemberdayaan dan ketahanan social masyarakat dalam menghadapi berbagai goncangan, dan dampak negative dari kemajuan teknologi dan informasi,” katanya.

Oleh karena itu riset menjadi sangat penting dalam menyusun kebijakan dan program. “Riset menjadi alat dalam membantu pengambilan Keputusan tentang apa yang perlu atau tidak perlu dilakukan,” kata Mensos.

Pada kesempatan sama, Syahabuddin menjelaskan, BP3S melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial (Puslitbang Kesos) sedang meretas kerjasama bidang riset dan pengembangan kebijakan, serta peningkatan kapasitas SDM dengan Universitas South Australia.

“Nota kerjasama sedang dibahas kedua pihak. Penyelenggaraan Workshop ini merupakan bagian dari rencana kerjasama tersebut,” kata Syahabuddin.

Tema workshop “Towards Qualified Social Welfare Policy Based On Research” mencerminkan tekad Kemensos mendorong kebijakan yang semakin berkualitas.

“Kebijakan yang semakin berkualitas terkait kesejahteran social harus didukung oleh bukti yang didapat dari penelitian yang terstruktur,” kata Syahabuddin.

Sejauh ini, Puslitbang Kesos telah melakukan berbagai kajian dan penelitian kesejahteraan sosial yang menjadi dasar penyusunan kebijakan dan program kesos.

Misalnya Program KeluargaHarapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Rencana Strategis Kementerian Sosial, hingga Kebijakan Arah   Baru Pembangunan KesejahteraanSosial Indonesia 2020-2024.

Hadir mendampingi Mensos, Inspektur Jenderal Dadang Iskandar, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat, Dirjen Pemberdayaan Sosial Pepen Nazaruddin, pejabat Eselon II, pejabat structural danf ungsional di lingkungan Kementerian Sosial. Workshop menghadirkan narasum terbaik dari dalam maupun luar negeri.(tri)