Thursday, 05 December 2019

Sulit Bayar Kuliah, Anak Petani Bersurat ke Jokowi

Jumat, 2 Agustus 2019 — 14:24 WIB
Tak mampu bayar uang pangkal, Siti kirim surat ke presiden

SERANG – Siti Aliah diterima di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) melalui jalur Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMMPTN). Namun karena tak mampu membayar uang pangkal sebesar Rp15 juta, calon mahasiswi Teknik Elektro ini mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo agar memberikan kemudahan.

Gadis berusia 19 tahun, putri dari petani karet di Pasaman, Sumatera Barat berharap Presiden Jokowi terketuk hatinya untuk membantu biaya kuliah Siti, di kampus negeri yang ada di Banten itu.

“Pikiran saya, orang tua saya saja bekerja seperti ini, jadi enggak mungkin mereka bisa biayain kuliah saya begitu kan. Saya mengirim itu (surat terbuka ke Presiden Jokowi), karena saya ingin dapat bantuan dari pemerintah agar saya bisa tetap sekolah,” kata Siti Aliah, kepada wartawan.

Surat terbuka untuk Presiden Jokowi dari Siti Aliah. (ist)

Surat terbuka untuk Presiden Jokowi dari Siti Aliah. (ist)

Menanggapi hal tersebut, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Sholeh Hidayat mengatakan, bagi calon mahasiswa baru belum bisa membayarkan sumbangan pembayaran pengembangan institusi (SPI) atau uang pangkal tersebut bisa diajukan untuk dicicil.

“Kalau tidak bisa dibayar secara sekaligus, dapat diajukan untuk dicicil bukan dikurangi, dicicil kan bisa kami pertimbangkan,” kata Sholeh dikonfirmasi wartawan di Untirta.

Dia menjelaskan, mahasiswa baru tersebut harusnya mengajukan permohonan keringanan membayar dengan cara dicicil.

“Sampaikan saja dulu permohonannya, tidak harus menulis surat untuk Presiden. Siti harus membawa persyaratan yakni surat keterangan tidak mampu dari kelurahan atau kantor desa. Kemudian, mengajukan surat permohonan keringanan pembayaran uang pangkal yang ditujukan ke rektor,” ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya akan mengirim surat ke Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan untuk ditindaklanjuti. Kemudian, akan dilakukan mediasi atau musyawarah terlebih dahulu antara Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dengan calon mahasiswa untuk mencari titik temu.

“Tapi kalau keberatan uang pangkal, kami tanyakan berapa kesanggupannya. Kalau betul-betul tidak mampu, ya dicicil lah, tidak usah bikin surat ke Presiden, mengajukan surat permohonan keringanan juga belum ke kami,” tuturnya. (haryono/ys)