KENTUT itu sangat manusiawi. Tapi jika kentut sembarangan, bisa merusak tata pergaulan. Tak mengherankan Ny. Astutik, 28, dari Surabaya pilih bercerai dari suaminya, Giyono, 32. Masalahnya, setiap menjalankan “sunah rosul”, mendadak suaminya kentut di kala “duel maut”. Merusak selera, kata Astutik blak-blakan.
Bagi anak-anak Jateng-DIY, tentunya kenal lagu dolanan ini: entut-entut metua, nang njero dadi lelara, nang njaba akeh sing kersa (wahai kentut, keluarlah, di dalam bikin penyakit di luar banyak yang mau). Tentu saja ini sekedar guyonan anak-anak. Sebab faktanya, kentut sembarangan bisa merusak pergaulan. Bahkan pernah kejadian, menantu dipaksa cerai karena kentut saat makan bersama. Pasalnya: biar seiman tapi tidak santun!
Ny. Astutik menikah dengan Giyono baru setahun, tapi belum punya momongan. Pasalnya, ada sesuatu yang sangat mengganggu hubungan suami istri. Bukan karena lampu padam mendadak seperti Jakarta kemarin, tapi gara-gara Giyono suka kentut mendadak di kala pergulatan antara hidup dan mati itu berlangsung. Ibaratnya voltase listrik, gara-gara bau busuk itu voltase jadi ngedrop, dari 220 turun ke 110 volt.
Bukan itu saja, kadang jika Giyono terlalu bernafsu menyelesaikan pertandingan, bukan sekedar kentut, tapi terbawa pula fises sebagai ampasnya. Keruan saja pertandingan dihentikan sementara, gara-gara Giyono harus ke kamar mandi. Gara-gara ini pula, Astutik menjadi tak berselera lagi melanjutkan pertandingan sampai 10 ronde.
Duh..Pak Giyono ini! Kelanjutannya tunggu sore hari ini ya. Seperti biasa, pukul 16:16 teng! (gunarso ts)