MAU iseng menghitung janur undangan yang terpasang di gerbang jalan masuk penghubung kompeks perumahan dan rumah warga? O, ada satu, dua, tiga empat, lima, enam, tujuh!
Itu berarti ada tujuh warga yang hajatan pekan ini. Bisa dimulai dari Jumat, Sabtu dan Minggu.
Di negeri tercinta ini, memang lagi banyak musim. Selain musim hujan, musim kemarau, musim buah, mangga, jeruk, salak, nenas, duku, kelengkeng atau durian?
Nah, ada juga musim nikah. Kalau dulu, puncak nikah itu terjadi pada bulan Haji. Tapi, sekarang ini kapan saja oke. Ya, ada juga sih yang mengikuti tanggal dan bulan yang indah dan sakti. Tapi, belakangan yang penting ada gedung. Kecuali mau bikin di rumah. Repotnya kendaraan tamu, mau parkir di mana?
“Hemm, nggak usah masak di rumah ya. Numpang makan di acara kodangan aja,” berseloroh tetangga Bang Jalil.
“Betul juga. Eh, tapi kondangan kan pakai modal, Pak? Emangnya itu amplop mau diisi apa? “ ujar istri Bang Jalil.
Sang tetangga terkekeh. Dia sendiri lagi bingung, kantong sudah kempes. Bagaimana ya? “. Hari ini Bang Jalil mendapat undangan di tiga tempat dari rekan dan saudaranya, berarti harus tiga amplop yang harus disiapkan plus isinya.
“Hemm, kalau gitu ibu mau masak sendiri aja deh. Mana uang belanjanya Pak?”
Hemm, ini juga yang bikin pusing Bang Jalil. Uang belanja! (massoes)