Thursday, 05 December 2019

Guna Menjawab Era Revolusi Industri 4.0, Prodi Sistel UPI Gelar Workshop

Kamis, 15 Agustus 2019 — 2:00 WIB
Workshop Internet of Things (IoT) di UPI Kampus Purwakarta.

Workshop Internet of Things (IoT) di UPI Kampus Purwakarta.

PURWAKARTA – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Purwakarta menjadi satu-satunya kampus daerah yang memiliki program studi (prodi) teknik murni atau non-keguruan, yaitu Prodi Sistem Telekomunikasi (Sistel).

Pada September tahun ini, prodi sistel menerima mahasiswa baru yang merupakan angkatan pertama dengan kuota sebanyak 40 mahasiswa atau setara dua kelas.

“Prodi Sistel ini untuk menghasilkan lulusan yang unggul di bidang telekomunikasi guna memenuhi kebutuhan tenaga ahli di wilayah Purwakarta, Subang, Karawang, dan Bekasi,” jelas Direktur UPI Kampus Purwakarta Prof H Turmudi M.Ed M.Sc Ph.D kepada Pos Kota ditemui usai membuka Workshop Internet of Things (IoT)  di UPI Kampus Purwakarta, Rabu (14/08/2019).

Menurutnya, Workshop IoT merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi sekaligus mengenalkan Prodi Sistel. Workshop ini sebagai salah satu usaha untuk menjawab tantangan Era Revolusi Industri 4.0,

“Para peserta Workshop IoT berasal dari berbagai SMA/SMK/MA. Di mana para peserta dikenalkan dengan sistem absensi berbasis Radio Frequency Identification (RFID). Workshop ini sebagai salah satu usaha untuk menjawab tantangan Era Revolusi Industri 4.0,” jelas Turmudi.

Ketua Panitia Workshop IoT Endah Setyowati  mengungkapkan pihaknya mengundang 15 sekolah di Purwakarta, di mana tiap-tiap sekolah mengirimkan dua wakilnya yang merupakan siswa dan guru. Seluruh peserta tidak dipungut biaya apa pun.

“Selama mengikuti workshop, para peserta dikenalkan dengan aplikasi Smart Card menggunakan mesin absensi berbasis RFID. Mesin absensi kami pilih karena sangat aplikatif dan bisa diterapkan di sekolahnya masing-masing,” ujarnya.

Lebih lanjut Endah menyebutkan selama workshop, tiap-tiap peserta, diminta untuk membuat mesin absensi berbasis RFID. “Kami sediakan seluruh komponennya. Jadi tinggal dirakit dan disolder. Selain itu kami sediakan pula softwarenya. Di mana bersifat open source sehingga bebas dimodifikasi sesuai kebutuhan peserta,” ujarnya.

Endah berharap usai mengikuti workshop para peserta mampu membuat mesin absensi di sekolahnya masing-masing.(dadan/win)