JAKARTA – Menteri adalah pembantu Presiden. Keberhasilam Presiden tergantung kinerja menterinya. Menteri yang dinilai gagal layak diresuffle, sedangkan yang berknerja bagus, Presiden tak segan-segan untuk mempertahankannyaa, demi kepentingan rakyat.
Lantas, siapa saja yang dipertahankan Presiden Jokowi uantuk tetap berada di dalam kabinet? Berikut ini perkiraan sosok-sosok menteri yang kemungkinan akan diperhatikan dan dipertahankan Jokowi dalam menyusum kabinet?
Saat ini, dukungan publik yang beredar melalui media sosial, sangat mengagumi sosok Susi Pudjiastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan), dalam berbagai pendapat publid di medsos, wanita asal Pangandaran itu layak dipertahankan di kabinet.
Sosok lain adalah Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan yang menjabat sejak era Presiden SBY, bahkan jadi Direktur Bank Dunia). Dukungan terbaru buat Sri Mulyani muncul dari tokoh sepuh Buya Safi’i, saat bertemu Wapres Jusuf Kalla kemarin. Menurut Buya, Sri Mulyani pantas dipertahankan jadi Menkeu karena kepiawaiannya.
Sosok menteri lain yang masih pantas dipertahankan adalah Menteri Luar Negeri Retno P Marsudi. Menteri yang satu ini tergolong cekatan untuk menangani dan merespon kasus tertentu. Reno Marsudi yang tercatat sebagai wanita Indonesia pertama yang menempati pos Menteri Luar Negeri. Ia juga dekat dengan Jokowi, dalam hal satu almamater UGM.
Nama Basuki Hadimuljono juga termasuk nama menteri yang bakal kuat bertahan di kaabinet. Pembangunan infrastruktur besar-besaran di era Presiden Jokowi, eksekusitor utamanya adalah Basuki ini, dialah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Bahkan, Basuki sempat disebut-sebut sebagai Panglima Infrastruktur.
Nama berikutnya adalah Ignasius Jonan, kini Menteri ESDM. Jonan berkinerja bagus sejak jadi Dirut PT KAI, lantas jadi Menteri Perhubungan, meski tak mengkilap. Saat Jokowi melakukan reshuffle kabinet, Jonan diangkat lagi untuk posisi Menteri ESDM.
Di posisi ini Jonan meroket lagi namanya karena keberhasilan Indonesia merebut 51 persen saham PT Freeport, yang sangat dibanggakan Jokowi. Keberhasilan ini tak lepas dari jurus-jurus Jonan.
Ada lagi nama yang diperkirakan dipertahankan di kabinet, yakni Menteri Pariwisata Arif Yahya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perhubungan Budi karya Sumadi, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.
Arif Yahya merupakan tim kabinet yang kerja keras untuk menggarap pariwisata yang kini sangat digencarkan Presiden Jokowi. Arif dari jalur profesional sangat detil membaca dan mengerjakan dunia pariwisata, mulai dari masalah toilet hingga promosi Internasipnal pesona Indonesia (dan Wonderfull Indonesia).
Jokowi masih terus menggarap pariwisata secara masif, kiranya Arif Yahya sebagai tim kemungkinan akan dipertahankan.
Untuk Airlangga Hartarto, dia sosok yang tenang, namun piawai menjalin kerja sama yang diam-diam menghanyutkan. Dia menjadi menteri dan oleh Jokowi diperkenankan merangkap sebagai ketua umum parpol, dalam hal ini Ketum Golkar.
Padahal, sebelumnya Jokowi melarang menteri rangkap jabatan parpoll. Artinya, dalam hal ini Jokowi memberi kepercayaan kepada Airlangga.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, sebenarnya ada satu sandungan besar, yakni ketika menangani harga tiket pesawat yang kelewat tinggi, dia tak kunjung berhasil. Namun, di bidang lain di sektor perhubungan ini, Budi Karya termasuk pekerja karas. Mulai dari menangani angkutan mudik lebaran, hingga mengerjakan tugas Jokowi untuk tol laut, MRT, perkeretaapian, dan angkutan darat.
Budi, sejauh ini masuk tim Jokowi untuk menunjang infrastruktur perhubungan yang juga bekerja sama dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Maka, ada kemungkinan Budi Karya akan dipertahankan di kabinet.
Nama lain yang bisa diperhitungkan adalah Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar. Dalam kampanye Pilpres yang lalu, Jokowi sempat menyatakan, dalam tiga tahun terakhir tidak ada kebakaran hutan dan lahan. Kalau dirunut, maka pernyataan keberhasilan itu, tak lepas dari kerja Siti Nurbaya, karena hal itu bidang dia, dan dia telah kerja keras.
Hanya saja, belakangan, kebakaran Karhutla, melanda Kalimantan dan Sumateraa, gajah-gajah pun kehilangan nyawanya. Siti Nurbaya sebenarnya sempat berkinerja bagus, namun adanya karhutla dan maaslah gajah tersebut, menjadi pertimbangan lain bagi Jokowi. (*/win)