Thursday, 05 December 2019

SDM Industri Unggul Berperan Wujudkan Visi Indonesia Maju

Minggu, 18 Agustus 2019 — 13:59 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.(ist)

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.(ist)

JAKARTA – Hingga tahun 2020, Kementerian Perindustrian telah menyiapkan program pelatihan industri berbasis kompetensi.  Yaitu  pelaksanaan Diklat 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi, dan penempatan) yang akan membidik sebanyak 35 ribu peserta dan memfasilitasi sertifikasi bagi 20 ribu tenaga kerja industri.

“Kemudian, untuk melanjutkan program pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang link and match dengan industri, kami menargetkan ke depannya bisa menjaring hingga 2.000 SMK atau 400 ribu siswa,” tutur Airlangga.

Saat memimpin upacara Hut ke-74 RI, Kementerian Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pembangunan SDM sebagai kunci keberhasilan dan kesuksesan Indonesia di masa depan. Apalagi, Indonesia sedang menikmati bonus demografi. Ini menjadi momentum yang baik sekaligus peluang dan kekuatan bagi kita untuk menuju visi Indonesia Maju.

Tema HUT RI tahun ini adalah “SDM Unggul, Indonesia Maju”. Tema tersebut mengandung makna bahwa pembangunan SDM yang berkualitas dan unggul akan ikut mendukung lompatan kemajuan Indonesia, salah satunya peran dari SDM industri.

“SDM industri yang produktif, kreatif, inovatif, dan kompetitif, tentunya bisa berkontribusi besar dalam meningkatkan kinerja sektor manufaktur,” ungkap Menperin.

Sejak tahun 2017, Kemenperin telah meluncurkan pendidikan vokasi industri yang link and match antara SMK dengan industri di beberapa wilayah di Indonesia. Program tersebut telah melibatkan sebanyak 855 industri dan 2.612 SMK yang menghasilkan 4.997 perjanjian kerja sama.

“Ke depannya, kami juga tetap menjalankan program pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi menuju dual system di seluruh unit pendidikan di lingkungan Kemenperin. Ditargetkan bisa mencapai 7.000 siswa dan 13 ribu mahasiswa,” imbuhnya.

Hingga saat ini, Kemenperin memiliki unit pendidikan vokasi sebanyak sembilan SMK, 10 Politeknik, dan dua Akademi Komunitas. “Kami akan mereplikasikan ini secara nasional, karena lebih dari 90% lulusan kami terserap kerja di industri,” sebutnya.

Airlangga menyampaikan, pihaknya pun akan terus memfasilitasi pembangunan politeknik atau akademi komunitas, baik itu di kawasan industri maupun wilayah pusat pertumbuhan industri. Contohnya, yang kini sedang dibangun adalah Politeknik Petrokimia Cilegon, Banten.

“Politeknik tersebut akan mendukung dua industri petrokimia baru di sana, di antaranya dari Lotte Chemical yang investasinya mendekati 4 miliar  dolar AS dan ekspansi Chandra Asri yang nilainya juga sekitar 4 miliar dolar AS. Jadi, ketika nanti mereka beroperasi, SDM kompeten sudah tersedia,” paparnya.

Bahkan, Kemenperin bakal lebih rajin mengajak pelaku industri agar berpartisipasi dalam mendorong pendirian politeknik. Upaya ini akan didukung melalui penerapan super tax deduction, yakni pemberian insentif bagi industri yang melakukan dan terlibat dalam program pendidikan vokasi.

“Insentif fiskal ini akan memberikan pengurangan penghasilan kena pajak bisa sampai 200% dari total biaya yang dikeluarkan perusahaan terhadap pelaksanaan program vokasinya,” terangnya.

Aturan insentif tersebut telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2019 tentang Perubahan atas PP No. 94 tahun 2010 tentang Perhitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan Dalam Tahun Berjalan.(tri)