JAKARTA – Minim sosialisasi, pasar Murah yang digelar PT Food Station Tjipinang Jaya, di Kelurahan Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (22/8/2019) kurang diminati masyarakat. Pasalnya, selama operasi pasar murah yang menawarkan beragam sembako itu digelar terlihat sepi pembeli.
Pengakuan tersebut seperti yang disampaikan oleh sejumlah ibu yang berada di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kecapi. Mereka mengaku tidak tahu adanya pasar murah yang digelar di kantor kelurahan Kebagusan.
“Belum tahu kalau ada pasar murah, Soalnya kemarin Selasa (20/8/2019) baru ada pasar murah di sini. Padahal beras dan keperluan lainnya udah habis,” ungkap Yati (35), warga RW 08 Kebagusan.
Pertanyaan serupa dilontarkan Wiwin (38) dia juga mempertanyakan lokasi pasar murah hingga jenis dan harga jual kebutuhan barang pokok yang bakal ditawarkan kepada masyarakat. Sebab selama ini memang dirinya belum mendapat informasi adanya pasar Murah.
“Masa iya sih, emang di mana sih pasar murah itu digelar? Apa saja yang dijual? Terus harganya berapa? Ya kalau murah boleh saja, soalnya pasti ngebantu warga kurang mampu seperti diri saya,” tutur Wiwin.
Suasana pasar murah ini terlihat sepi sejak pasar murah dengan mobil box ini buka di Halaman kantor Kelurahan Kebagusan. Rata-rata para pembeli itu warga yang kebetulan mengurus berkas kependudukan di kelurahan. Beberapa lainnya yang datang juga hanya merupakan warga yang kebetulan melintas dan penasaran.
Namun kedatangan sekian banyak warga yang didominasi para ibu itu hanya terlihat beberapa orang saja yang berbelanja. Beberapa ibu terlihat meninggalkan truk setelah bertanya dan mengetahui harga jual sejumlah sembako yang ditawarkan.
“Rata-rata barang yang dijual di sini mengalami kenaikan antara Rp1.000 hingga Rp2.000. Ini tentu sangat memberatkan kami, sebagai warga, kalau bisa harga tetap seperti dulu tidak ada kenaikan,” kata Ipah (41), warga RT05/05, Kebagusan.
Timbul, salah satu pegawai PT Food Station Tjipinang Jaya terlihat sibuk mempromosikan beragam jenis produk yang dijual, seperti beras long grain yang katanya setara dengan beras kualitas satu atau pun beras Jepang dan beras merah yang memiliki vitamin dan mineral lebih dibandingkan beras putih pada umumnya.
“Beras long grain ini beras kualitas satu bu, hari ini kita jual murah. Kalau ini beras merah sama beras Jepang, lebih sehat dari beras putih. Dijualnya kemasan 5 kiloan, lebih murah dibandingin di minimarket bu, selisihnya bisa Rp2.000 sampai Rp5.000, apalagi kalau beli paketan,” ungkap Timbul.
Suasana bazar sembako yang diharapkan dapat ramai pembeli rupanya tidak sesuai yang diharapkan. Sebab, hingga pasar murah ditutup tepat pukul 12.00 WIB, paket sembako yang berisi beras 2,5 kg, gula pasir 1 kg dan minyak goreng 0,9 l itu masih bertumpuk di dalam truk.
“Mungkin lagi tanggal tua (belum gajian), jadinya belum banyak warga yang membeli. Tapi setiap ada warga yang datang dan membeli saya bilang supaya ajak warga yang lain untuk membeli,” tambahnya.
Dalam pasar tersebut dijual beragam produk kebutuhan pokok, antara lain beras OP Bulog seharga Rp45.000 per 5 kg, beras long grain green seharga Rp29.000 per 2,5 kg dan beras long grain red seharga Rp55.000 per 5 kg.
Selain itu, gula pasir seharga Rp12.000 per kg, bawang putih seharga Rp18.000 per 0,5 kg dan terigu seharga Rp7.000 per kg serta minyak goreng seharga Rp29.000 per 1,8 l, minyak goreng seharga Rp11.500 per 0,9 l dan minyak goreng seharga Rp9.000 per 0,8 l. (wandi/ys)