MEMPRIHATINKAN nasib warga Kalideres, Jakarta Barat, tepatnya di Kampung Bulak Teko, RW 11. Bukan saja di musim kemarau saja, tetapi sudah setahun lamanya mereka kesulitan mendapatkan air bersih.
Selain kekeringan, air tanah yang cuma sedikit tidak bisa dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari lantaran asin dan bau. Parahnya, air PAM yang ada kata warga setempat tidak mengalir.
Kondisi ini memaksa warga membeli air bersih secara pikulan dengan harga antara Rp6.000 sampai dengan Rp10.000. Agar tidak merogoh kocek terlalu dalam, mereka menggunakan airnya super hemat. Tak jarang warga kadang memilih mengurangi mandi.
Potret buram ini mengundang reaksi publik. Mereka mempertanyakan kerja eksekutif mulai dari gubernur, walikota, camat ataupun lurah dan legislatif, PAM Jaya, serta dua swasta mitra PAM Jaya.
Sorotan publik terhadap kerja para stakeholder (pemangku jabatan) ini tentu saja wajar. Kenapa? Karena setahun kesulitan mendapatkan air bersih bukanlah rentang waktu yang pendek. Pertanyaannya kenapa ini dibiarkan?
Merujuk masalah ini sudah seharusnya Gubernur Anies Baswedan dan 106 anggota DPRD DKI Jakarta segera mengatasinya, baik jangka pendek, menengah, dan panjang.
Jangka pendek PAM Jaya bisa mengedrop air bersih ke Bulak Teko. Sementara jangka menengah memperbaiki pipa air yang entah kenapa tidak berfungsi. Sedangkan jangka panjang tentu saja membangun jaringan pipa air bersih secara menyeluruh di wilayah Jakarta.
Sejauh ini air bersih dari PAM Jaya belum bisa menjangkau atau melayani seluruh warga Jakarta. Padahal, warga sangat berharap permukimannya bisa dialiri air bersih.
Jumlah penduduk Jakarta tercaat 10, 37 juta jiwa. Sementara sesuai dengan data, PAM Jaya melalui dua mitranya, baru melayani air bersih kepada warga di bawah 70 persen dari total jumlah penduduk.
Inilah saatnya anggota Dewan baru sebagai wakil rakyat bersikap untuk mengatasi persoalan air bersih warga Kalideres itu. Selain mengirim air bersih, DPRD harus mendorong Anies membangun jaringan air bersih.
Jangan biarkan warga terus menerus kesulitan air bersih. Malu Jakarta yang nota bene ibukota negara dan APBD-nya mencapai Rp80 triliun lebih, masih ada persoalan seperti itu. @*