JAKARTA – Kecelakaan yang menewaskan banyak korban kerap terjadi yang disebabkan oleh truk pengangkut tanah. Pengamat transportasi Achmad Ridwan Tento menyesalkan lemahnya pengawasan dari Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan dan otoritas pengelola jalan tol.
Dikatakan Ridwan, Sekjen Indonesia Maritime Logistic and Transportation Watch (IMLOW), perlunya pembatasan muatan kendaraan yang melewati ruas jalan tol dan peningkatan pengawasan dump truk yang diduga mengangkut kelebihan muatan.
Menurutnya, ada dugaan truk-truk pengangkut tanah atau pasir menambah ketinggian agar isi muatannya bisa lebih banyak. Namun tanpa disadari dengan ketinggian dan isi muatan yang tidak berimbang akan menghilangkan keseimbangan kendaraan.
“Semakin berat muatan, semakin sulit mengendalikan kendaraan terutama pada saat mobil kencang atau kendaraan posisi jalan menurun,” ujar Ridwan.
“Kemungkinan dump truk yang menabrak dari belakang selain infonya rem blong, juga bawa muatan lebih, pas jalan menurun beban berat akan menambah kecepatan kendaraan karena ada tekanan kuat,” tambahnya.
Peristiwa kecalakaan yang disebabkan dump truk, menurut Ridwan, juga terjadi beberapa minggu lalu, di Jalan Raya Imam Bonjol, Karawaci, Kota Tangerang.
Hampir seluruh penumpang yang naik taksi online tewas semua, kecuali seorang balita berusia 11 bulan selamat. Taksi online minibus yang ditumpangi 4 orang dan 1 sopir grab car tertimpa dump truk bermuatan tanah yang diduga terguling karena kehilangan keseimbangan. Akibat peristiwa itu, Pemda melarang dump truk melintas di wilayahnya.
Menurut Ridwan, drump truk merupakan angkutan barang yang hampir selalu penuh muatannya. Namun pengawasan kendaraan tersebut terkesan kurang perhatian baik dari kementerian Perubungan maupun Dinas Perhubungan di derah-daerah.
“Mereka kan selalu uji KIR kendaraannya, seharus jangan dipermudah bila kendaraannya memang sudah tidak layak lagi,” kata Sekjen IMLOW.
Begitu juga pengelola jalan tol, seharunya membatasi bila perlu melarang dump truk yang tidak sesuai dengan standar masuk tol. Namun sebaliknya petugas membiarkan truk-truk yang sudah tidak layak jalan masuk jalan tol sehingga sewaktu-waktu mengancam jika pengendara lain.
Bila nanti diketahui bahwa dump truk penyebab kecelakaan telah memodifikasi dump atau boks di belakangnya dengan cara mengelas lebih tinggi, maka jelas ada unsure kesengajaan dari pemilik kendaraan untuk mencari keuntungan sebesar-besarya buat perusahaan tapi mengabaikan keselamatan pengendara lainnya.
”Ini ada kelalaian yang disengaja, sebaiknay pemilik kendaraan juga harus ditahan ada unsur lalai hingga menyebabkan kematian orang banyak,” ujar Ridwan yang baru saja mendapat gelar Doktor. (dwi/win)