Friday, 06 December 2019

BOPI Minta LIB Perbaiki Beberapa Poin Penyelenggaraan Kompetisi

Sabtu, 7 September 2019 — 2:34 WIB
BOPI dan LIB l menggelar pertemuan untuk melakukan evaluasi selama paruh musim pertama kompetisi Liga 1 dan Liga 2 di kantor Kemenpora. (ist/kemenpora)

BOPI dan LIB l menggelar pertemuan untuk melakukan evaluasi selama paruh musim pertama kompetisi Liga 1 dan Liga 2 di kantor Kemenpora. (ist/kemenpora)

JAKARTA – Badan Profesional Olahraga Indonesia (BOPI) menggelar pertemuan dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk melakukan evaluasi pasca berakhirnya paruh musim pertama kompetisi Liga 1 dan Liga 2 di Indonesia. BOPI pun meminta LIB untuk memperbaiki beberapa poin, sebagai bentuk komitmen mereka saat mengeluarkan rekomendasi kompetisi sepakbola profesional di Tanah Air.

“Kami memberi perhatian serius pada penundaan jadwal beberapa pertandingan yang meleset dari agenda kompetisi, sehingga berdampak buruk secara berantai pada jadwal selanjutnya. Selain itu juga terkait kuantitas dan kualitas wasit, serta titik lemah pada panitia pelaksana lokal,” kata Ketua Umum BOPI Richard Sam Bera dalam keterangan tertulisnya usai menggelar pertemuan dengan LIB di kantor Kemenpora, Jumat (6/9/2019), bertepatan dengan break Liga 1.

Ia memaparkan, bentuk-bentuk kurang sigapnya panitia lokal misalnya pertandingan antara Perseru Badak Lampung menjamu Persela Lamongan yang harus dijadwalkan ulang, padahal tim tamu sudah mendarat di Lampung. Laga yang semestinya berlangsung 3 Agustus 2019 itu tertunda karena bentrok dengan penyelenggaraan ‘Pekan Raya Lampung’. Adapun beberapa jadwal Arema FC yang sedianya berlaga di Stadion Kanjuruhan Malang harus digeser ke Stadion Gajayana Malang karena bersamaan waktunya dengan perhelatan pemilihan kepala desa.

Laga Persebaya Surabaya menjamu Madura United pun diajukan jam pertandingannya karena berbarengan dengan malam takbiran jelang Idul Adha. “Kami berharap PT LIB dan panpel lokal lebih intens berkomunikasi, termasuk dengan pemangku kepentingan keamanan setempat, sehingga hal-hal seperti ini bisa diantisipasi lebih baik,” ungkapnya.

BOPI juga detail mencatat beberapa kasus selama pelaksanaan paruh musim Liga 1 dan Liga 2, yakni empat peristiswa penonton masuk lapangan, tiga pelemparan kepada bis tim tamu, delapan intimidasi dan protes secara berlebihan, serta empat kali rusuh di dalam stadion. Meski masalah pemberian sanksi bukan ada pada wilayah LIB, BOPI berharap ada peningkatan sanksi yang lebih tegas, sehingga efek jera pada pelaku pelanggaran hukum lebih terasa. (jun)