Thursday, 12 December 2019

Perahu Eretan Andalan Masyarkat Perbatasan Indramayu – Subang

Senin, 16 September 2019 — 9:04 WIB
Perahu eretan di perbatasan Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Subang. (taryani)

Perahu eretan di perbatasan Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Subang. (taryani)

INDRAMAYU – Keberadaan perahu eretan bagi masyarakat kedua desa yang beda kabupaten, yakni Desa Ujunggebang Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu dan Desa Patimban, Kecamatan Pusakaratu, Kecamatan Subang menjadi begitu penting. Perahu ini sebagai sarana perhubungan darat sekaligus menyatukan persaudaraan masyarakat kedua wilayah di daerah perbatasan itu.

Perahu eretan atau masyarakat Desa Ujunggebang menyebutnya perahu tambangan itu sudah ada sejak lama. “Perahu tambangan itu sudah ada sejak puluhan tahun lalu sampai sekarang masih dibutuhkan masyarakat,” ujar Casmin (64), warga yang rutin memanfaatkan perahu tambangan setiap hari.

Perahu tembangan ibarat jembatan yang menghubungkan persaudaraan antara masyarakat di kedua wilayah perbatasan Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Subang. Perahu eretan beroperasi di Kali Sewo, tepatnya di muara Kali Sewo yang berdekatan dengan laut.

Tanpa perahu tambangan, masyarakat Desa Ujunggebang yang akan menuju Desa Patimban harus memutar arah melalui Jembatan Sewo di jalan Pantura yang jaraknya lumayan jauh mencapai lebih dari 30 Km. Dengan adanya perahu eretan itu dapat mempersingkat waktu, jarak, tenaga sekaligus biaya.

Dua kabupaten yang berada di wilayah Pantai Utara atau pesisir Jawa Barat itu dipisahkan Kali Sewo. Di daerah muara, atau tepi laut, masyarakat dua desa membutuhkan interaksi atau saling mengunjungi. Mereka seakan tidak peduli dengan adanya pemisahan wilayah administratif itu.

Warga di Kecamatan Sukaratu dan Kecamatan Sukra sama-sama memiliki kepentingan saling mengunjungi. Ada sebagian warga Kecamatan Sukaratu memiliki pekerjaan di Kecamatan Sukra. Sebaliknya, ada sebagian masyarakat Kecamatan Sukra mempunyai aktifitas di Kecamatan Pusakaratu.

Setiap pagi banyak warga terutama keluarga nelayan, pedagang, pekerja serabutan, pekerja tambak, pelajar dan sebagainya menggunakan sepeda motor menyeberangi wilayah perbatasan naik perahu tambangan. Siang atau sore hari mereka pulang ke rumah juga naik perahu tambangan.

Sedemikian pentingnya fungsi perahu tambangan membuat masyarakat kedua kabupaten itu seolah-olah lupa mengusulkan kepada pemerintah daerah masing-masing untuk membuat jembatan agar hubungan darat masyarakat di kedua kabupaten itu semakin lebih mudah dan murah.

“Bukannya lupa mengusulkan, kami sudah cukup lama mengusulkan pembangunan jembatan, supaya mempererat persaudaraan. Namun usulan itu sampai sekarang belum ditanggapi,” ujar Rasmin, 51 salah seorang pedagang.

Dikatakan, tarif menyeberang menggunakan perahu tambangan untuk penumpang saja Rp1.000 sekali menyeberang, sedangkan jika naik sepeda motor bayarnya Rp 2 ribu. “Setiap pagi dan sore saya menggunakan perahu tambangan ini untuk mengedarkan dagangan ke wilayah Kecamatan Pusakaratu,” ujarnya.

Camat Sukra Drs. Achmad Mansyur, M.Si dihubungi Pos Kota di ruang kerjanya mengemukakan, sudah ada rencana pembangunan jembatan di Desa Ujunggebang dan Patimban seiring berjalannya pembangunan pelabuhan laut Patimban di Kabupaten Subang. “Saya sudah mendengar akan ada rencana pembangunan jembatan yang menghubungkan masyarakat di daerah perbatasan. Mudah-mudahan rencana itu bisa terwujud,” ujarnya.

Dikatakan, jembatan penghubung antara masyarakat Desa Ujunggebang, Kecamatan Sukra dan masyarakat Desa Patimban, Kecamatan Pusakaratu itu memang sangat vital. Karena setiap hari banyak warga yang menyeberangi wilayah perbatasan dengan memanfaatkan perahu tambangan atau perahu eretan.

Ia mengakui sudah cukup lama keberadaan perahu eretan di wilayah perbatasan itu. Sampai sekarang perahu eretan itu masih tetap digunakan masyarakat di kedua wilayah perbatasan untuk saling mengunjungi. “Ya ada warga Kecamatan Sukra yang bekerja di Kecamatan Pusakaratu begitupun sebaliknya yang setiap pagi dan sore menyeberangi Kali Sewo memanfaatkan perahu eretan,” ujarnya. (taryani/yp)