Thursday, 12 December 2019

Kapolsek Tambun Basmi Preman Kampung Nyamar Jadi Kenek Truk

Jumat, 27 September 2019 — 8:28 WIB
Kapolsek Tambun Kompol Siswo. (saban)

Kapolsek Tambun Kompol Siswo. (saban)

MENJADI  polisi tidak mengenal suka maupun duka. Pengabdian, pelayanan dan, pengayoman ke masyarakat  adalah paling utama.  Tak ada isitilah suka duka. Pekerjaan polisi harus ikhlas, dijalani, dan  dinikmati. Insya Allah, ditugaskan di mana saja, tak berat,” ujar Kompol Siswo.

Prinsip itu selalu ditanamkan di jiwanya.Tak heran lebih dari 28 tahun, Siswo menjadi insan Tribrata. Berkarir dari bawah dan mendapat pangkat komisaris polisi (kompol) melalui Sekolah Calon Perwira (Secapa), sebelum dipercaya menjadi kapolsek, dia banyak berkiprah di satuan lalu lintas. Setelah merai pangkat perwira pertama dia bertugas di  Humas Polres Bekasi Kabupaten.

Dua tahun kemudian dipromosikan jadi Kapolsek Pebayuran  lalu dirotasi menjadi  Kapolsek ‘sampah’ Bantargebang hingga akhirnya dipercaya mengemban  Kapolsek Tambun sejak awal 2018.

“Jabatan kapolsek itu, seperti halnya kapolri di tingkat kecamatan. Polsek, garda terdepan yang dijalankan kepolisian menjaga keamanan dan ketertiban,” tandasnya.

Nyamar Jadi Kenek

Selama menjadi jadi kapolsek, dia kerap turun ke lapangan bersama anggota memburu pelaku kejahatan.  Seperti saat menjadi Kapolsek Bantargebang dia bersama anak buahnya menyamar sebagai kenek truk. Sejunmlah awak truk material ke sejumlah proyek perumahan di Bantargebang dipalak. “Bila tak dikasih, preman-preman itu memecahkan kaca truk atau disuruh balik arah.” kenangnya.

Berpakaian preman, Siswo duduk di sebelah sopir. Saat truk mendekat, sejumlah ‘jagoan kampung’ menghentikan kendaraan muatan material lalu  memberikan kupon retribusi ke sopir senilai Rp25.000. “Kupon itu isinya minta sumbangan buat perbaikan jalan, nyata hanya kedok,”katanya.

Saat sopir memberikan uang, dia bersama anak buahnya yang sembunyi di bak  truk turun lalu menangkapi segerombolan pemuda itu. “Mereka kaget, ternyata kenek  truk kapolsek. Sejak itu tak ada lagi sopir truk dipalak,” ucapnya tertawa.  Selama menjabat wilayah  ’sampah’ ini dia dinobatkan sebagai kapolsek terbaik Polda Metro Jaya pada 2015 silam.

Tantangan

Kini Kompol Siswo dipercaya menjadi Kapolsek Tambun. Ada tantangan tersendiri  di wilayah yang  meliputi Kecamatan Tambun Utara dan Tambun Selatan. Terdapat   delapan  desa di  Tambun Utara dan di Tambun Selatan, sembilan desa. “Kedua kecamatan ini punya karakteritis berbeda, penduduknya heterogen sehingga pendekatan dan penanganan Kamtibmasnya juga berbeda,” ujarnya.

Premanisme  dan kejahatan jalanan  adalah dua kasus yang paling menonjol. Meminimilisir tindak kriminal ini, dia rutin menyambangi kompleks warga  atau mejelis taklim mengkampanyekan menghindari  bahayanya dua jenis kejahatan.  Sering kali  korbannya dilukai hingga nyawanya melayang. Kegiatan rutin ini dia lakukan, sebagai langkah awal sebelum  disibukkan dengan pekerjaan lainnya.

“Saya tak pernah bosan mengingatkan, kejahatan muncul, karena niat dan  kesempatan. Tutup semua peluang  pelaku kriminal yang mau berbuat jahat. Salah satunya selalu  waspada dan tak membawa atau mengenakan barang mahal dan banyak,” imbuh bapak tiga anak ini. (saban/iw)