Thursday, 12 December 2019

Ratusan Pelajar Depok Punguti Sampah Ciliwung

Minggu, 29 September 2019 — 23:30 WIB
Pelajar SMA/SMK dan masyarakat pencita alam se Kota Depok saat aksi bersih memunggut sampah di Sungai Ciliwung. (anton)

Pelajar SMA/SMK dan masyarakat pencita alam se Kota Depok saat aksi bersih memunggut sampah di Sungai Ciliwung. (anton)

DEPOK –  Ratusan pelajar berbagai sekolah di Kota Depok dan masyarakat yang peduli dengan kebersihan mengelar aksi ‘grebek’  atau memunggut sampah Sungai Ciliwung di sekitar Jembatan Panus Jalan  Raya Tole Iskandar, Depok.

“Upaya ini sebagai salah satu bentuk membangun kesadaran anak-anak  khususnya pelajar yang ada di Kota Depok untuk memahami tentang sejarah dan kecintaan kepada alam lingkungan kota tersebut, khususnya Sungai Ciliwung yang merupakan sungai purba,” kata Koordinator Depok Beragam, Nor Hiqmah, didampingi Ketua Komunitas Ciliwung Panus (KCP) Ferdy Jonathan dan Sejarawan JJ Rizal, Minggu (29/9/2019).

Kegiatan yang dikemas ‘Nelusuri Sejarah, Mungguti Sampah’ diharapkan dapat mengembalikan ingatan sejarah akan membuat masyarakat peduli lingkungan. “erutama anak-anak muda, terutama lingkungan di sekitar Sungai Ciliwung, tempat penyelenggaraan kegiatan.”

Menurut dia, kegiatan ini dimaksud untuk mengenalkan sejarah Sungai Ciliwung, sebagai pintu masuk keberagaman di Depok. Sekaligus menumbuhkan kecintaan pada kebersihan lingungan. “Terlebih kondisi air Sungai Ciliwung tengah kering sehingga mudah mengambil atau memunggut sampah buangan yang ada,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua KCP Ferdy Jonathan, mengaku sangat mendukung kegiatan nelusuri Sungai Ciliwung dan memungut sampah oleh komunitas masyarakat sipil dan para pelajar di Depok. “Jelas ini sangat penting menjadi pelajaran bagi pelajar dan masyarakat untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan,” ujarnya terlebih melibatkan ratusan pelajar SMA/SMK di Kota Depok.

bersih sampah2

Kegiatan ini melibatkan sejumlah organisasi masyarakat sipil di Depok, diantaranya Komunitas Sejarah Depok (KSD,) Public Research & Advocacy Center (Pirac), Komunitas Ciliwung Panus (KCP) Komunitas Bambu, yang didukung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cabang II Provinsi Jawa Barat dan Search for Common Ground (SFCG).

Sedangkan, sejarawan JJ Rizal, menambahkan Sungai Ciliwung telah membuat Depok sejatinya adalah masyarakat sungai. Tetapi kenyataan ini banyak dilupakan oleh warga Depok. “Sejarah mencatat, hubungan pertama Depok dengan dunia internasional yang membuat Depok memiliki komunitas masyarakat yang beragam dimungkinkan oleh Ciliwung,” ujarnya.

Selain untuk menjaga kelestarian alam dari sampah buangan yang ada di Sungai Ciliwung, imbuh dia, situs sejarah Pondok Cina maupun Jembatan Panus yang berada di Sungai Ciliwung merupakan bukti sejarah otentik sejak abad ke 17 apalagi Jembatan Panus yang hampir berusia satu abad tentunya perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya. (anton/yp)