JAKARTA – Mantan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Erick Thohir, digadang-gadang bakal menggantikan Rini Soemarno di kursi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Analis Geopolitik, Hendrajit menuturkan, jika itu terjadi Erick bakal membawa kepentingan kelompok pebisnis di tengah hegemoni partai pendukunng pemerintah.
Menurut Hendrajit, keberadaan Erick Thohir ini memang ibarat persaingan politik antara kelompok oligarki (parpol pendukung) melawan kelompok di luar parpol yang membawa kepentingan-kepentingan bisnis, setelah gagalnya Sandiaga Uno dalam pertarungan Pilpres.
“Erick Thohir dan Sandiaga Uno sebenarnya sama saja, karena sama-sama Astra Connections. Kelompok Interest Group ini sebenarnya tidak komitmen dengan kekuasaan. Karena bagi mereka, kepentingan bisnis yang utama,” kata dia, Kamis (17/10/2019) malam.
Hendrajit pun menambahkan kelompok ini bisa saja berbahaya, namun bisa juga tidak berbahaya. Semuanya tergantung dari cara pandang mana posisi itu dilihat.
Terpisah, Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Muhamad Faisal menuturkan, Erick yang memang diketahui memiliki jaringan bisnis yang luas, amat rentan dengan konflik kepentingan bisnis pribadi jika menduduki posisi menteri apapun, termasuk Menteri BUMN.
“Ini akan menuntut Erick Thohir untuk memilah antara kepentingan bisnis pribadinya dengan perusahaan BUMN. Jadi sangat rentan (konflik kepentingan pribadi) menurut saya,” ujarnya.
Sepanjang dua hari ini Erick Thohir santer disebut sebagai kandidat kuat Menteri BUMN. Posisi itu disebut sejumlah pihak tak sesuai dengan prestasi Erick di dunia pemuda dan keolahragaan. (ys)