Situs toto adalah langkah pertama menuju petualangan yang tak terlupakan. Contohnya di pasaran togel Macau, para penjudi memasuki dunia yang penuh dengan kegembiraan dan kejutan. Dengan tekad yang kuat, mereka siap memutar otak untuk merumuskan prediksi berdasarkan angka keluaran data macau 4d beberapa bulan sebelumnya.

Pernah dengar situs judi poker online terpercaya dari IDNPLAY? Jika ya maka tidak salah lagi bahwa idnpoker adalah jawabannya. Situs ini juga menyediakan download APK terbaru dan link login alternatif untuk pemain di wilayah Indonesia dan benua Asia.

Wednesday, 11 December 2019

Belajar dari 2 Menteri Pilihan Jokowi, Politik Itu Menyatukan Minyak dan Air

Rabu, 23 Oktober 2019 — 7:50 WIB
sentilan kabinet

POLITIK itu cair, saking cairnya, kini air bisa menyatu dengan minyak tanah. Ini perumpamaan masuknya Prabowo Ketum Gerindra menjadi Menteri Pertahanan kabinet Jokowi. Tak urung kabinet rekonsiliasi ini menjadikan Prabowo dibenci baik lawan maupun kawan. Jangankan relawan Jokowi, Rocky Gerung sendiri kini juga membenci.

Hingga Selasa sore kemarin, sudah terpanggil ke Istana Negara calon menteri sebanyak 34 orang. Ada yang gugur karena pernah jadi saksi di KPK (Tetty Paruntu), ada pula yang muncul dua kali, ternyata diplot jadi Jubir Istana (Fajrul Rachman). Calon menteri itu banyak wajah baru, tapi juga tak sedikit muka lama.

Karena penunjukkan menteri itu hak prerogratif presiden, publik tak memasalahkan siapapun yang ditunjuk Jokowi. Tapi begitu Prabowo unclug-unclug (melenggang) ke Istana dengan berkostum hitam-putih, publik pun mengernyitkan dahi. Ternyata benar, dia memang diajak masuk kabinet. Dan maha benar isyu itu, karena Prabowo memang diplot menjadi Menteri Pertahanan sebagaimana keinginannya.

Gara-gara dia mau diajak bergabung ke Kabinet Kerja-II, para “kecebong” dan “kampret” di jagad maya pun terbelah. Pendukung Jokowi di medsos ada yang bisa memahami, begitulah resiko kabinet rekonsiliasi.    Minyak tanah dipaksa bisa menyatu dengan air. Tapi banyak juga yang tetap tak bisa memahami, bahkan menganggap masuknya Prabowo jadi ancaman.

Sebaliknya pendukung Prabowo sendiri seperti PA 212, jadi membencinya, karena merasa ditinggalkan dan dikhianati. Dibela mati-matian, eh….ujung-ujungnya mau bergabung karena diiming-imingi kekuasaan. Tapi jangankan PA 212, Rocky Gerung yang selama ini mendukung Prabowo pun, kini menganggapnya mantan Capres 02 itu sebagai sampah.

Prabowo sendiri masuk kabinet Jokowi bukannya tanpa beban. Tapi demi kemajuan Indonesia ke depan, dia siap melakukannya. Beban itu antara lain, bakal diolok-olok publik. Misalnya dulu pernah menyerang Menkeu Sri Mulyani sebagai menteri pencetak utang, kok sekarang kok malah berjalan seiring di belakang Jokowi.

Tapi begitulah politik, kawan bisa jadi lawan, lawan bisa jadi kawan. Tak ada yang abadi, karena yang abadi adalah kepentingan itu sendiri. Dalam politik tak ada yang tidak masuk akal. Yang mustakhil pun bisa terjadi. Makanya bisa saja nanti Prabowo – Sri Mulyani duduk satu meja dalam sidang cabinet.

Tinggal kita tunggu saja gebrakan Prabowo nanti. Benarkah dia sebagai Menteri Pertahanan akan mampu menjadikan Indonesia macan di Asia. Atau macannya tetap saja RRC, dan kita sekedar jadi dombanya belaka? Bayangkan, domba ketemu macan, apa jadinya? (gunarso ts)