Thursday, 05 December 2019

Harga Sawit Naik Dongkrak Nasib Petani & Biodisel

Senin, 4 November 2019 — 13:43 WIB
Panen sawit.(dok)

Panen sawit.(dok)

JAKARTA –  Kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) dunia ikut mendongkrak harga tandan buah segar (TBS) tingkat petani.

Kenaikan ini menyusul ditingkatkannya penggunaan bauran biodisel B20 & B30 oleh produsen tanaman sawit Malaysia dan Indonesia.

Kondisi itu membangkitkan optimisme Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, yang berikrar mengevaluasi perjanjian-perjanjian dagang yang tidak mendongkrak kinerja ekspor Indonesia terutama terkait CPO.

“Perlu negosiasi ulang, dan saya terus berkoordinasi dengan bu Retno Marsudi (Menteri Luarnegeri) karena masih terdapat banyak perjanjian dagang yang diskriminatif terhadap sawit,” ujarnya kepada wartawan, Senin (4/11/2019).

Kenaikan harga CPO dunia disebabkan cuaca kering beberapa bulan terakhir dan berkurangnya stok CPO lantaran produsen sawit, Indonesia & Malaysia, memaksimalkan bauran disel mulai campuran sawit dengan BBM (biodisel) 10% atau B10, B20, B30, B50.

Malaysia menggenjot B10 ke B20 sedangkan Indonesia mendongkrak pemakaian B20 ke B30 mulai 1 Januari 2020 dilanjut B50 awal 2021.

Bagi Indonesia, seperti pernah diungkap Presiden Joko Widodo, bahwa biodisel B20 telah menghemat 5,5 miliar dolar AS dimana Januari-Juli 2019 menghemat 1,66 miliar dolar AS setara Rp 23,76 trilyun.  B20 juga, katanya, telah menurunkan impor solar bulanan.

Sementara bagi Malaysia, seperti dinyatakan Tan Sri Datuk Yusof Basiron, implementasi bauran biodisel oleh Indonesia & Malaysia mampu menyerap 11 juta ton minyak sawit domestik pada 2020 di tengah prediksi permintaan minyak sawit global bisa bertambah 5 juta ton pada 2020.

“Permintaan minyak sawit secara global akan terus tumbuh meski ada tensi perang dagang dan proteksionisme,” ujar Direktur Eksekutif Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit (CPOPC) saat Konferensi Minyak Sawit di Indonesia (IPOC) 2019, di Nusa Dua, Bali, Jumat (1/11/2019). (rinaldi/tri)