Thursday, 05 December 2019

Kekeringan, Warga Munjul Berharap Pasokan Air Bersih 2 Hari Sekali

Jumat, 22 November 2019 — 7:19 WIB
warga Munjul, Cipayung, yang sedang mengantri air bersih. (Ifand)

warga Munjul, Cipayung, yang sedang mengantri air bersih. (Ifand)

JAKARTA – Kesulitan air bersih tampaknya masih menimpa ribuan warga di wilayah Cipayung, Jakarta Timur. Pasalnya, hampir semua warga kekurangan air bersih dan untuk warga Munjul, mereka sangat mengharapkan pengiriman air bersih dua hari sekali karena tanah mengalami kekeringan.

Ketua RT 002/06 Munjul, Siti Romlah, mengatakan di wilayahnya terdapat 50 keluarga yang hingga kini kesulitan air bersih. Seluruhnya berasal dari warga di RT 01, 02, dan 03 yang mengalami krisis air bersih. “Sudah dari enam bulan lalu air di sumur warga mulai kering, itu yang dialami 50 keluarga,” katanya, Kamis (21/11/2019).

Meski beberapa waktu lalu sempat turun hujan, Romlah mengaku, debit air sumur masih tetap tak berubah. Akibatnya, warga sangat mengharapkan bantuan air bersih dari pemerintah daerah. “Kalau di sini hujannya rintik doang, jadi sumur warga tetap kering. Makannya sekarang kita minta bantuan air ke pemerintah,” ujarnya.

Ditambahkan Romlah, warga di tiga RT itu kerap meminta bantuan air bersih dari pemprov sejak awal November kemarin. Sebelum mendapat bantuan, warga saling berbagi air dan terpaksa membeli galon untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Keringnya bertahap, dan lama-lama jadi banyak yang terdampak hingga mencapai 50 keluarga,” sambungnya.

Pengiriman air itu, sambung Romlah, menjadi harapan terakhir yang sangat didambakan warga. Untuk itu, pemerintah diharapkan dua hari sekali mengirimkan air bersih untuk warga. “Kita mintanya air dikirim setiap dua hari sekali, karena jumlah warga yang kekeringan banyak. Sejauh ini alhamdulilah masih lancar,” terangnya.

Pardi (48), warga RW 06 Kelurahan Munjul, mengatakan bantuan dikirim satu perusahaan air swasta dengan mobil tangki berkapasitas 7.000 liter selama ini sangat membantu. Namun, karena banyaknya warga yang kesulitan air bersih, sehingga mereka harus berbagi. “Paling lama cukup untuk dua hari, kadang satu hari saja sudah habis,” sambungnya.

Atas hal itu, Pardi berharap pemerintah menambah jatah air bersih untuk warga di lingkungan tempat tinggalnya. Karena air itu sangat diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari. “Di keluarga saya sendiri ada enam orang, bisa bayangin butuh berapa banyak air, makanya berharap ditambah lagi,” pungkasnya. (ifand/yp)