Wednesday, 27 November 2019

Jalan Pantura Terimbas

Penanganan Tanggul Longsor Sungai Cimanuk Dikebut, Hasilnya Tak Sesuai Harapan

Sabtu, 23 November 2019 — 16:27 WIB
Beberapa alat berat, terus dikerahkan menangani pekerjaan pengurugan tanggul Sungai Cimanuk yang amblas. (taryani)

Beberapa alat berat, terus dikerahkan menangani pekerjaan pengurugan tanggul Sungai Cimanuk yang amblas. (taryani)

INDRAMAYU – Meskipun pekerjaan penanganan tanggul Sungai Cimanuk amblas di Blok Pilangpayung, Desa dan Kecamatan Kertasemaya, Indramayu, Jabar dikebut, namun hasilnya tidak sesuai harapan.

Masalahnya, semakin diurug dan dipadatkan,  tanggul Sungai Cimanuk  yang amblas itu  semakin amblas atau melorot  ke bawah. Sehingga pekerjaan penanggulangan tanggul amblas di Blok Pilangpayung yang sudah memakan waktu cukup lama itu, hingga kini belum rampung.

Kabid PSDA pada Dinas PUPR Indramayu H.Kafidun menerangkan, panjang tanggul Sungai Cimanuk yang amblas dan saat ini tengah ditangani mencapai 125 Meter, lebar bawah 6 Meter, lebar atas 3 Meter dan tinggi tanggul 273 Cm.

Penanganan tanggul Sungai Cimanuk  amblas itu sifatnya darurat. Hal itu  mengingat dampak amblasnya tanggul itu mengancam pemukiman warga yang berada di dekat lokasi tanggul. Jika tak segera ditangani,  tanggul Sungai Cimanuk amblas itu semakin parah dan rumah-rumah warga terancam rusak.

Kepala Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Dinas BPBD) Indramayu, Edi Kusdiana mengatakan, sejak beberapa hari lalu pihaknya sudah mendirikan Posko Penanggulangan Bencana di dekat pemukiman warga Blok Pilangpayung yang terancam rusak. Pendirian posko itu dimaksudkan untuk melihat dan memantau perkembangan di lokasi bencana.

Soalnya, kata Edi Kusdiana, hampir setiap hari terjadi pergerakan tanah,  sehingga material tanah urug yang menimbun tanggul itu beberapa kali amblas. “Iya sudah seringkali terjadi pergerakan tanah di lokasi kejadian,” ujarnya.

Sementara itu, warga sekitar mengemukakan, lokasi tanggul Sungai Cimanuk di Blok Pilangpayung dari dahulu dikenal sebagai lokasi rawan amblas sehingga mengancam pemukiman penduduk.

Lokasi tanggul Sungai Cimanuk amblas itu posisinya persis di tikungan,  sehingga bibir tanggul  bagian dalam sering tergerus air, khususnya  saat debit air Sungai Cimanuk naik. Sebaliknya, saat debit air menyusut karena  pengaruh musim kemarau, tanah bantaran dantanah  tanggul itu  rawan amblas  karena bagian bawahnya tergerus air.

Kementerian PU sudah menangani tanggul rawan bencana itu, dengan memasang tiga unit break water yang diharapkan dapat mengurangi tekanan air saat debit air Sungai Cimanuk naik.

Pemantauan Pos Kota pada Sabtu (23/11/2019) siang, tampak beberapa alat berat,  masing-masing dua unit exscavator dan mesin pemasang tiang pancang terus dikerahkan, untuk mengurug tanggul Sungai Cimanuk yang amblas. Meskipun tanggul Sungai Cimanuk yang amblas itu dikerjakan namun proyek itu tidak banyak menyerap tenaga kerja.

Jalan Pantura Terimbas

Dampak tanggul sungai Cimanuk amblas bukan hanya mengancam pemukiman warga sekitar, tetapi juga mempengaruhi kondisi jalan Pantura yang permukaan aspalnya terlihat  retak karena struktur tanah pada bagian pondasi jalan itu amblas.

Kerusakan jalan Pantura, khususnya akibat tanggul Sungai Cimanuk amblas itu semakin lama semakin bertambah parah,  sehingga membahayakan keselamatan para pengguna jalan. Ada beberapa titik badan jalan Pantura yang retak. Khususnya yang berlokasi di tepi tanggul Sungai Cimanuk Blok Pilangpayung, Desa dan Kecamatan Kertseamaya, Indramayu, Jawa Barat. (taryani/mb)