LAMPUNG – Diduga kapal penyedot pasir hitam Gunung Anak Krakatau (GAK) kembali beroperasi. Padahal kegiatan itu merusak alam.
Puluhan warga Pulau Sebesi pada sabtu (23/11/2019) tengah malam dikejutkan suara kapal segera menuju bibir pantai. Mereka memotret kapal yang sedang melakukan pengerukan pasir.
Mustam, warga, mengungkapkan bahwa warga Pulau Sebesi tidak setuju dengan pengerukan pasir hitam di sekitar Gunung Anak Krakatau. Kegiatan ini bisa merusak cagar alam dan menimbulkan abrasi. Selain itu, terumbu karang juga bisa hancur yang berdampak pada penghasilan nelayan.
“Kami semua warga Pulau Sebesi menolak pengerukan pasir hitam Gunung Anak Krakatau. Di sini kami hidup mencari ikan, jadi jangan mata pencarian kami diganggu,” ujarnya. (koesma/yp)