Friday, 29 November 2019

Buka Konggres di JCC

Jokowi Ingatkan Tantangan Revolusi Industri 4.0, Kalangan Notaris Harus Berubah

Kamis, 28 November 2019 — 20:19 WIB
Presiden Jokowi saat menghadiri Kongres ke-29 Notaris Dunia. (johara)

Presiden Jokowi saat menghadiri Kongres ke-29 Notaris Dunia. (johara)

JAKARTA – Presiden Jokowi secara resmi membuka Kongres ke-29 Notaris Dunia yang digelar di Jakarta Convention Center, Kamis (28/11).

Dalam kesempatan itu, Presiden minta para notaris berubah. “Jadi bukan hanya pemerintah yang harus berubah, kalangan bisnis dan pelaku usaha juga harus berubah, termasuk para notaris,” ucap Jokowi.

Presiden menambahkan saat ini proses bisnis juga masuk ke dunia digital. “Semuanya bisa dilakukan serba online,” kata Presiden.

Kongres yang dihadiri oleh para notaris dari puluhan negara anggota International Union of Notaries (UINL) tersebut mengangkat sejumlah tema yang salah satunya ialah mengenai tantangan di era revolusi industri 4.0 yang harus dihadapi para notaris di seluruh dunia.

Kepala Negara menegaskan bahwa revolusi industri 4.0 menghadirkan disrupsi di hampir seluruh negara, termasuk negara-negara anggota UINL, dan memunculkan tantangan baru yang harus dihadapi bersama.

“Era disrupsi ini menghadirkan tantangan-tantangan baru dan juga memberikan tantangan-tantangan besar di mana pemerintah, pelaku bisnis, dan kalangan notaris harus mengubah proses pemerintahan maupun proses bisnis dan budaya kerja perusahaan di semua sektor,” ujarnya.

Di era disrupsi dan perkembangan teknologi ini, pemerintah dituntut bergerak cepat dan lebih lincah dalam menghadapi perubahan. Pelayanan birokrasi yang sebelumnya dianggap berbelit harus dapat disederhanakan melalui pemanfaatan teknologi sehingga menghasilkan pelayanan yang cepat.

“Disrupsi teknologi bisa kita manfaatkan untuk mengubah proses bisnis dan budaya kerja yang sudah bertahan bertahun-tahun. Inovasi teknologi bisa membuat yang dulunya lambat, ruwet, dan berbelit-belit menjadi lebih sederhana dan cepat,” Jokowi menandaskan. (johara/win).