Saturday, 30 November 2019

Zainal, Penjual Nasi Uduk Kini Punya Cabang di Berbagai Daerah

Sabtu, 30 November 2019 — 8:03 WIB
kisi kis

MANJAKAN pelanggan dan motivasi karyawan menjadi kiat sukses Zainal Fanani, 55, mengembangkan usaha kuliner rintisan almarhum sang ayah, Abdul Hamid Toha. Nasi uduk Betawi, Zainal Fanani, Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pun berkembang membuka banyak cabang di Jakarta dan beberapa kota lain seperti Makassar, Sulawesi Selatan.

“Pelanggan dan karyawan itu mitra yang wajib dibina tali silaturahimnya. Mereka menjadi Jalan Allah dalam memberikan rezeki, tentu, setelah kita rajin bermunajat kepada Allah SWT sebagai pencipta yang punya rezeki,” ujar ayah empat anak ini, Selasa (26/11/2019).

Memotivasi karyawan, bagi Zainal Fanani, dilakukannya dengan cara memberi contoh bagaimana bekerja yang baik di bidangnya. Mulai karyawan bagian cuci piring, bersih-bersih, memasak, hingga melayani tetamu yang datang dan bersantap, dilanjut bagian kasir.

Kewajiban karyawan bekerja baik dan benar itu, katanya, dibarengi menerima hak-haknya plus diterapkan juga sanksi kesalahan dan penghargaan prestasi.

“Kate orang bule sih Reward and Punishment, demi menjaga kualitas,” ujar logat betawi Bang Zainal, panggilan akrab para rekan SD Hati Suci di Kampung Bali, Tanah Abang Bukit, Jakarta Pusat, kini di belakang Hotel Milenium, itu.

Sambal 3 Rasa
Sementara memanjakan pelanggan, menurut Bang Zainal, dilakukannya dengan melayani keinginan tetamu melalui karyawan yang ramah & murah senyum demi merasakan betah.

“Ada satu lagi kok yaitu bikin pelanggan bergoyang lidah dengan menu-menu unik seperti sambal tiga rasa: pedas, asin, manis,” celoteh kocak suami dari Rika Agus Winata itu.

Tanpa ragu, Zainal mengkombinasikan tiga sambal plus asinan dengan nasi uduk & ayam goreng menjadi materi nikmat. Sebagai contoh rasa pedas asin, pelanggan bisa mencampur sambal biasa, sedikit sambal kacang, kecap dan jeruk nipis lalu ‘ditabrak’ dengan kuah asinan, dinikmati dengan gurihnya nasi uduk ayam.
Bukan warisan

Zainal Fanani mengakui usaha kulinernya itu memang diawali orangtuanya, Abdul Hamid Toha & Fatiah, yang mangkal pakai gerobak di tikungan Jalan Raya Kebon Kacang I, Tenabang, mulai 1967.

Beberapa tahun kemudian, sang ayah membolehkan anaknya yang mulai remaja  ikutan membantu berjualan, hingga dagangan berkembang dengan menyewa tempat di Kebon Kacang I.

Tak lama sang ayah meninggal beriringan pemilik tempat “mengusirnya” membuat Bang Zainal pindah ke tempat yang dibelinya sampai sekarang.. Apalagi, di tempat lama, dibuka kuliner serupa sebagai kompetitor.

“Sempat pusing memang karena omset menurun. Akhirnya gue pasang plang Udeh Pindah ke Kebon Kacang VIII nomor 5,” ungkapnya bergaya pecicilan melucu. (rinaldi/bi)