TANGSEL – Kasus longsornya tebing yang menewaskan Anggi F (26), dan anaknya DA (3), luka luka, di lingkungan RW 03, Kelurahan Kademangan, Setu, diharapkan menjadi perhatian serius Pemkot Tangerang Selatan (Tangsel) untuk terus memberikan peringatakan kepada masyarakat sekitar yang rawan longsor dan pergerakan tanah.
“Kami berharap Pemkot Tangsel untuk mengingatkan masyarakat di daerah rawan longsor atau tanah bergerak dimuasim penghujan mendatang,” kata Nur Hidayat, peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Kota Tangsel, Selasa (3/12/2019).
Yang sangat dan perlu diperhatikan masyarakat adalah pola keretakan tanah yang menerus sejajar tebing bisa berpotensi mempercepat gerakan tanah saat hujan turun terlebih adanya informasi masyarakat sekitar rawan longsor menejaslkan adanya pergeseran tanah di kawasan tersebut.
Menurut dia, tidak itu saja namun ada ketegasan dari Pemkot Tangsel maupun warga sekitar terhadap kendaraan bermuatan besar seperti truk atau lainnya agar tidak melintas di lokasi itu
“Yang lebih penting lagi Pemkot Tangsel harus membuat saluran air yang baik agar air tidak meresap ke dalam tanah yang kontruksinya labil atau rawan longsor,” ujarnya.
Sementara itu, Camat Setu, hamdani, mengatakan kondisi turap yang longsor, Senin petang (2/12) di Jl. Tanjakan Mar’ah, RW 03, Kel. Kademangan sebetulnya masih layak namun diduga karena hujan lebat sehingga air meresap ke dalam tanah dan turap tidak kuat menahan beban air yang ada.
“Yang jelas kejadian itu murni bencana alam karena tanah tersbeut mendadak longsor dan mengenai warga sekitar hingga satu orang meninggal dunia dan satu luka luka saat melintas di jalan tersebut,” ujarnya. (anton/win)