Wednesday, 04 December 2019

Penari Kembar Rokhman-Rokhim Diundang ke Korea

Rabu, 4 Desember 2019 — 8:20 WIB
Rokhman-Rokhim. (taryani)

Rokhman-Rokhim. (taryani)

ROKHMAN – ROKHIM penari kembar kelahiran Indramayu, 28 Juli 1965 ini boleh dibilang cukup kenyang pengalaman menari di sejumlah kota. Baik di kota-kota Pulau Jawa maupun di Pulau Bali. Bahkan pada bulan April 2020, Rokhman-Rokhim sesuai rencana akan tampil menari pada acara pembukaan pameran lukisan karya Syayidin A Diding di Busan, Korea Selatan.

Sadar akan kemampuannya itu Si Kembar jebolan SMA PGRI Karangampel mendirikan sekolah tari atau bernama Sanggar Melati Ayu. Sudah ribuan orang penari tercatat sebagai muridnya. Baik murid tetap, maupun murid tidak tetap, yang belajar menari hanya sepintas untuk keperluan sebuah pementasan tarian.

“Banyak murid tari yang saat ini sudah menjadi “orang”. Ada yang jadi Camat, Kepala Bagian (Kabag) Setda, Kepala Bidang (Kabid) maupun yang menjadi dokter,” ujarnya.

Jumlah muridnya  saat ini  sekitar 500 orang. Sanggar Melati Ayu sudah  terdaftar secara resmi di Badan Hukum Notaris tahun 2012 yang beralamat di gedung Dewan Kesenian Indramayu (DKI) di Jalan Veteran Indramayu.

“Pengalaman paling berkesan saat  memperoleh  job menari di depan Bapak Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden RI  waktu itu,  ketika  meresmikan Kilang Langit Biru Pertamina UP VI di Balongan. Selain itu,  pernah juga diundang menari di depan Bapak Jusuf Kalla, Wapres R.I di Jakarta Convention Centre (JCC) beberapa waktu lalu,” ujarnya.

Rokhman – Rokhim mulai belajar menari tahun 1980 dengan seorang guru tari Mas Sulis di Sanggar Prana Citra, Jalan Panjaitan Indramayu. Setelah itu melanjutkan belajar tari di Sanggar Anggarini.

Belum cukup hingga di situ, Rokhman – Rokhim juga memperkaya khasanah seni tari dan belajar secara  otodidak dengan memperhatikan penampilan para penari latar di televisi. “Waktu itu ada acara Aneka Ria Safari. Saya perhatikan terus gerakan para penarinya. Setelah itu dipraktekkan di rumah sambil ditonton anak-anak tetangga. Ternyata saya bisa menirukan tarian itu,” papar penari beraliran kontemporer itu.

Pada tahun 1985 – 1987, Rokhman – Rokhim mendalami jenis tari latar. “Awalnya terus terang saya kurang suka tarian daerah. Tapi setelah melihat  anak-anak, para  penari daerah itu sering diundang menari  pada acara-acara resmi, baik  di Bandung maupun di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, barulah saya tertarik tarian daerah,” ujarnya.

Tarian daerah Indramayu yang dikuasai Rokhman – Rokhin terbilang cukup banyak. Seperti;   Tari Topeng yang belajar dari seorang maestro penari topeng Mimi Rasinah (Alm), Tari Trebang atau Tari Randu Kentir,  Tari Rudat, Tari Ronggeng, Tari Ketuk Tilu dan sebagainya. Ditambah tarian Nusantara seperti;  Tari Aceh, Tari Minang, Tari Bali, Tari Jawa Timur, Tari Jawa Tengah, Tari Jawa Barat, Tari Betawi dan sebagainya.

Sukses menari di daerah sendiri, Rokhman – Rokhim merambah panggung di luar daerah. Tepatnya di Kota Bandung. Diundang menari mengisi salah satu mata acara pada Pekan Pariwisata Jawa Barat (PPJB) yang diselenggarakan rutin tiap tahun dari mulai tahun 1988 hingga 1995.

Pada tahun 2012 – 2018 katanya sempat mendalami  jenis tari kontemporer,  mengisi mata acara tari pada peringatan Hari Tari Sedunia yang diselenggarakan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo. Tari kontemporer pada moment itu juga mendapat aplaus yang cukup besar dari penonton.  (taryani/fs)