Tuesday, 10 December 2019

10 Tahun dari Sekarang, Indonesia Ingin Eliminasi TBC

Senin, 9 Desember 2019 — 18:43 WIB
Presiden Jokowi saat menerima delegasi Aksi Stop Tuberkulosis (TBC) Dunia. (ist)

Presiden Jokowi saat menerima delegasi Aksi Stop Tuberkulosis (TBC) Dunia. (ist)

JAKARTA – Indonesia berada di peringkat tiga negara dengan penderita TBC terbanyak di dunia. Presiden Jokowi menaruh perhatian terhadap kondisi tuberkulosis di Indonesia.

Demikian disampaikan Arifin Panigoro dari delegasi Aksi Stop Tuberkulosis (TBC) Dunia usai diterima Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, (9/12/2010). Delegasi ini dipimpin langsung Arifin Panigoro, selaku Ketua Dewan Pembina Stop TBC Patnership Indonesia dan Lucica Dititu selaku Direktur Eksekutif Stop TB Partnership.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Arifin mengatakan dunia sendiri mempunyai target untuk mengeliminasi jumlah penderita TBC pada tahun 2030. “Kita fokus bagaimana tuberkulosis di Indonesia ini dengan cepat bisa kita turunkan jumlahnya karena dunia ini punya target dalam waktu 2030. Sebab, 10 tahun dari sekarang, cita-citanya kita berkeinginan mengeliminasi TBC dan ini pekerjaan yang sangat tidak gampang untuk kita di Indonesia ini,” sambungnya.

Arifin menyebut Presiden Jokowi sendiri menaruh perhatian terhadap kondisi tuberkulosis di Indonesia. Menurutnya, perlu kerja sama semua pihak dari berbagai sektor untuk mengatasi tuberkulosis di Indonesia.

“Tentu Pak Presiden sangat peduli karena kan jumlahnya gede banget, 300 orang sehari meninggal, 100 ribu setahun orang meninggal di Indonesia. Ya memang Indonesia besar dan itu bahwa kita harus bekerja sama,” tandasnya.

Arifin menjelaskan organisasinya siap membantu pemerintah memberantas TBC. Menurutnya, saat ini urusan TBC tidak bisa diserahkan hanya kepada Menteri Kesehatan.

“Yang fokus kita bicarakan tadi, selama ini kan TBC urusannya di pemerintahan, Menteri Kesehatan. Tapi dengan besarnya masalah itu, saya kira susah kalau hanya Menkes. Dan kami ini sebagai organisasi sipil, dan itu juga terjadi di seluruh dunia, sungguh-sungguh mau membantu pemerintah,” ungkapnya.

Ia menambahkan sekarang ini sedang dirancang peraturan presiden khusus tentang tuberkulosis supaya nanti kerja sama antara menteri kesehatan dengan menteri-menteri lainnya ini bisa lebih lancar. (johara/yp)