JAKARTA – Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya dengan beragam makanan khas laut, seperti kepiting. Kondisi ini dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat, yaitu para nelayan.
Kenyataannya, nelayan menghadapi permodalan, khususnya dalam pengadaan atau kepemilikan kapal.
General Manager Cut the Crab (CTC) Crissinda Sutadisastra mengatakan, ketidakmampuan nelayan lokal dalam kepemilikan membuat mereka memiliki keterbatasan mendapatkan hasil maksimal.
“Ini harus mendapat perhatian dan tanggung jawab tidak hanya pemerintah, tapi para stakeholder dan pihak lainnya,” kata Crissinda di Restoran Cut the Crab, Jalan Cikajang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2019).
Menurut Crissinda, program ‘Peduli Terhadap Nelayan’ ini sudah berjalan setahun lalu. Nelayan di Jakarta dan Pulau Jawa, telah mendapatkan bantuan modal untuk membeli kapal.
Crissinda tidak memungkiri, dengan berkembangnya CTC maka membutuhkan banyak kepiting segar dan aneka seafood lainnya dari dalam negeri.
“Selama ini kebutuhan CTC akan aneka seafood didapat dari Raja Ampat, Papua dan Kendari, Sulawesi Utara. CTC mendapatkan makanan laut segar dan terbebas dari zat membahayakan tubuh,” ungkapnya.
“Kepiting yang disuplai dari Raja Ampat beratnya dari 1 sampai 2 Kg. Sedang udang, lobster, kerang disuplai dari Kendari.”
Crissinda menegaskan, kebersihan lingkungan dan terbebas dari zat kimia di mana seafood itu berasal merupakan keharusan bagi CTC. Ini demi kepuasan dan keamanan pelanggan.
“Prinsip yang kami pegang adalah menyajikan makanan laut yang fresh, sehat, dan bergizi. Sea to table, dari laut ke meja untuk disajikan kepada masyarakat,” ujarnya. (tiyo/tri)