JAKARTA – Suara Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan terbelah dalam menyikapi Pilkada Solo pada 2020 mendatang. Menurut hasil temuan lembaga survei Median, suara partai berlambang banteng itu terbagi ke dua kandidat utama, yakni Wakil Walikota Solo, Achmad Purnomo dan putra Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.
Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun mengatakan berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan pada 3 Desember hingga 9 Desember lalu, konstituen terbagi. 43,7 Persen pemilih PDIP mendukung Purnomo, sedangkan 36,7 persen memilih Gibran dan sisanya tidak menjawab.
“Kita bisa meihat dari sisi politik terutama di PDIP. Ada keterbelahan yang sangat besar di Kota Solo. Hampir separuhnya pilih AP, hampir separuhnya juga pilih gibran,” katanya memaparkan temuannya di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2019).
Menurut temuan Median menunjukkan terdapat dua kandidat kuat yang akan bertarung di Pilkada Solo, Achmad Purnomo dan Gibran. Menariknya dua kandidat tersebut sama-sama mendaftar via PDIP.
Purnomo lebih dulu mengantongi rekomendasi dari DPC PDIP Solo, sedangkan Gibran melamar melalui DPD PDIP Jawa Tengah pada 12 Desember lalu. Nantinya DPP PDIP menentukan siapa yang akan diusung pada Pilkada Solo.
Rico menilai PDIP harus cermat dalam menentukan pilihan karena akan berimplikasi dengan suara pada Pemilu 2024 mendatang. Menurutnya figur struktural PDIP Solo yang mendukung Purnomo bisa saja kecewa jika Wawalikota Solo itu tidak dipilih. Di sisi lain, orang-orang kultural yang lebih dekat dengan Gibran juga bisa ‘lari’ bila ayah Jan Ethes itu gagal maju jadi calon Walikota.
“Yang kita khawatirkan dari data-data ini kalau misalnya nanti langsung dikatakan Gibran out, nanti pemilih kultural yang kecewa bisa lari kemana, pada 2024. Atau misalnya terburu-buru juga, karena ini anak presiden yang lagi trending, ‘udah kita pilih Gibran aja, Pak Achmad Purnomo disingkirkan dulu’, nanti pemilih strukturalnya bagaimana, pasti akan tersinggung,” jelasnya.
Menurut Rico PDI Perjuangan harus memberi kesempatan bagi Purnomo dan Gibran untuk menggalang dukungan dari internal PDIP sebelum memutuskan siapa yang akan diusung.
“Mungkin cara yang paling baik adalah dengan melihat dulu. Biarkan ini berkompetisi selama dua sampai tiga bulan ke depan. Nanti misalnya terjadi pengerucutan suara, itu mungkin waktu yang baik bagi DPP untuk ambil keputusan,” tutup Rico. (ikbal/win)