BOGOR – Ketua Dewan Pengawas Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK Guntur Witjaksono, mengatakan korban PHK butuh pekerjaan baru bukan hanya sekadar pesangon.
Untuk itulah, lanjut Guntur, BPJAMSOSTEK menyelenggarakan pelatihan vokasi bagi peserta program yang menjadi korban PHK
“Seharusnya korban PHK itu yang diperoleh bukan hanya uang, bukan pesangon. Tapi bagiaman setelah di PHK mereka bisa bekerja kembali, Itulah yang ingin kita tanamkan,” kata Guntur dalam seminar High Level Update “HR Leader As A Strategic Business Partner,” di Learning Center BPJAMSOSTEK Bogor, Selasa (17/12/2019).
Menurutnya, dengan adanya program pelatihan vokasi, bisa membuat peserta BPJamsostek yang kena PHK mendapatkan pekerjaan baru dengan cepat.
“Vokasi ini sebetulnya adalah bagian perluasan dan persembahan dari BPJAMSOSTEK,” jelas Guntur.
Sementara itu anggota Dewas BPJAMSOSTEK lainnya, M. Aditya Warman mengungkapkan BPJAMSOSTEK berupaya menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul melalui program vokasi.
Menurutnya, upaya yang dilakukan ini sesuai arahan Presiden Jokowi yang dalam lima tahun masa kepemimpinannya akan fokus dalam pengembangan SDM.
Ketua Dewas BPJAMSOSTEK Guntur Witjaksono, anggota Dewas M Aditya Warman bersama Rektor IPB Arif Satria.(tri)
“Kami dewan pengawas ingin meyakinkan proses managemen menumbuhkan benih-benih lewat vokasi. Biayanya tidak kecil, tahun ini sebesar Rp 294 miliar. Tahun depan mungkin akan bertambah sampai sebesar Rp 1 triliun,” kata Aditya.
BP Jamsostek, lanjutnya, juga ingin mendukung dan menghasilkan SDM unggul, seperti halnya ide penerapan leadership di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) yang disampaikan oleh Rektor IPB Arif Satria.
“Tidak hanya di kampus, tapi BPJAMSOSTEK punya inisiasi tumbuhkan benih suburkan ladang. Bagaimana menyuburkan ladang, yakni membuat perspektif kita berubah,” jelasnya
Ia pun merumpamakan Indonesia sebagai ladang. “Ladang kita bukan lagi tanah, melainkan adalah mindset. Mampu kah mindset itu berubah?,” kata Aditya
Maka diharapkan ide yang diterapkan IPB mampu juga mencetak leader-leader BPJS.
“Artinya tidak banyak di antara kita contoh leader, maka BPJS ingin menjadi cermin bagi rakyat Indonesia dengan mendukung dan menghasilkan SDM unggul melalui vokasi,” pungkasnya.
Adit menambahkan bahwa meski di era milenial ini teknologi telah banyak menggantikan peran manusia, namun karyawan masih menjadi salah satu asset yang sangat dibutuhkan untuk memajukan dan mengembangkan sebuah perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan juga perlu memiliki sebuah talent management yang mumpuni agar dapat memperoleh talent-talent terbaik untuk menjadi pemimpin di masa mendatang.
“Timbulnya teknologi digital belakangan ini harus bisa dimanfaatkan oleh pimpinan perusahaan untuk mengembangkan karir dan kompetensi para karyawannya,” ujar Adit. (tri)