JAKARTA – Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Solo baru akan digelar September 2020. Namun bursa calon wali kota sudah hangat diperbincangkan. Pilwalkot Solo akan menjadi satu daerah yang akan menjadi pusat perhatian pada Pilkada serentak 2020. Penyebabnya adalah keterlibatan putra sulung Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka.
Gibran memutuskan bertarung di Pilwalkot Solo dengan mendaftar via DPD PDIP Jawa Tengah. Menurut hasil survei Median belum lama ini, bos Markobar itu masih harus bersaing dengan Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo yang juga berniat bertarung di Pilwalkot Solo. Uniknya, Purnomo merupakan kader PDIP yang mendaftar via DPC PDIP Solo.
Berdasarkan hasil survei Median, Gibran masih kalah dari Purnomo baik dari segi popularitas maupun elektabilitas. Di segi popularitas, Purnomo unggul 94,5 persen dibandingkan Gibran yang berada di angka 82,3 persen. Tingkat elektabilitas Gibran yang mengantongi 24,5 persen juga masih kalah dari Purnomo dengan 45 persen.
Saat ditanya kemungkinan memasangkan Purnomo dan Gibran di Pilwalkot Solo, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan partainya belum membahas secara intens pencalonan di Solo. Komposisi yang akan PDIP usung di Solo juga belum ditentukan. Dia menegaskan hasil survei tersebut tidak menjadi acuan.
“Tentu saja berbagai pendekatan dilakukan belum membahas untuk kota Solo. Beberapa daerah yang dua periode sudah dibahas bahkan rakernas pertama nanti juga ada kemungkinan beberapa daerah akan kami umumkan. Untuk itu proses masih berjalan termasuk berbagai kombinasi yang ada. Survei bukan menjadi yang utama bagi kami,” ujar Hasto di kantornya, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (21/12/2019).
Hasto memastikan keputusan partai nantinya akan dipatuhi oleh seluruh kader, baik memilih antara Purnomo atau Gibran, maupun menduetkan keduanya. Dia mengatakan banyak faktor yang harus didiskusikan PDIP terkait kans memasangkan Purnomo dengan Gibran.
“Variabelnya cukup banyak yang masih dibahas tapi belum diputuskan,” tandasnya.
Lebih lanjut Hasto mengaku partai berlambang banteng itu akan mengambil keputusan pada waktu yang dianggap tepat. Solo, imbuhnya menjadi satu daerah yang membutuhkan kehati-hatian dalam pengambilan keputusan. Hasto mengatakan meski di Solo bisa berjalan sendiri, PDIP tidak menutup ruang koalisi.
“Kami akan mengambil keputusan pada momentum tepat. Apalagi ini menentukan masa depan Kota Surakarta sebagai pusat kebudayaan Jawa. Sehingga kami hati-hati mengambil keputusan dan pada waktu yang tepat kami akan ambil itu. PDIP bisa mengusung sendiri tetapi ruang kerja sama juga dibuka,” tutup dia. (ikbal/ys)