INI kisah kekejaman seorang istri. Gara-gara ribut lantaran tekanan ekonomi, Ny. Yuswati, 35, berani melawan suami hingga terjadi baku hantam. Tapi ketika Giyono, 40, jatuh terjengkang, istri mengeluarkan jurus mematikan. Tanpa ampun lagi “burung” suami yang imut-imut itu diinjak. Ya pingsanlah……
Suami istri berantem dalam rumahtangga, itu biasa. Jika sekedar permainan kata-kata, omel dibalas makian, itu takkan membahayakan jiwa seseorang. Tapi ada lho di Penjaringan Jakarta Utara, saking emosinya istri, suami yang terkena stroke malah ditempeleng hingga KO. Mungkin istri ngomel dalam hati, “Sudah nggak bisa cari uang kok masih banyak tuntutan.”
Nasib Giyono dari Probolinggo (Jatim) nyaris sama dan sebangun. Tapi dia bukan penderita stroke, melainkan terkena penyakit miskin menahun. Suda 15 tahun membina rumahtangga, penyakit tersebut tak kunjung hilang dari rumahtangganya, bahkan ada kecenderungan masuk stadium 4, tapi BPJS-Kesehatan tak bisa menanggungnya.
Yang membuat rumahtangga Giyono-Yuswati makin kritis, selain masalah kemiskinan juga diwarnai oleh isyu perselingkuhan. Maka Yuswati pun semakin nyap-nyap nggak keruan. “Pantesan hidup kita makin ngebelangsak. Sudah miskin masih juga punya perempuan piaraan.” tudah Yuswati sengit, meski tanpa didukung data akurat.
Sungguh Yuswati heran alang-kepalang. Buat mengisi perut sekeluarga saja susah, kok memikirkan yang dibawah perut. Sudah ada alokasi resmi yang siap melayani 24 jam, masih memikirkan pasokan dari pihak lain. Kok jadi seperti beras Bulog saja. Gudang sudah menumpuk jutaan ton beras, kok masih impor terus. Oo, dasar matamu…..
Untung Yuswati tak sampai kelepasan ngomong macam Kabulog itu. Hanya dia jengkel luar biasa, ketika dia mencoba klarifikasi atau tabayun kata MUI, eh….Giyono malah semakin nyap-nyap. Jadilah suami istri ini ribut sendiri. Seperti yang terjadi beberapa hari lalu, tak terima tuduhan istri Giyono sampai menempelang istri, pleg-pleg.
Wanita dari Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan itu hanya melindungi mukanya dengan kedua belah tangannya, persis petinju takut kena swing. Tapi ndilalah kersaning Allah, karena lantai licin, Giyono sampai jatuh terjengkang. Nah kesempatan ini dipakai Yuswati untuk membalas.Bukan dengan pukulan, tapi dengan injakan kaki tepat pada “si burung” cocakrawa yang masih imut-imut, yang kata Didi Kempot digoyang serrrrrr…..aduh penake.
Padahal genjotan kaki Yuswati ini dalam kekuatan penuh, maklum baru saja sarapan. Maka injakan nyaris sempurna itu membuat Giyono memekik kesakitaan dan kelojotan yang kemudian……pingsan! Para tetangga segera melarikan Giyono ke Rumah Sakit sementara keluarga melaporkan Yuswati ke polisi.
Wanita “pemberani” ini ditangkap tanpa perlawanan. Dalam pemeriksaan dia mengakui telah menginjak “burung” suami sampai tak bisa bernyanyi trilili… lagi. “Dia memukul saya, pas dia jatuh saya balas dengan injakan kaki tepat di “burung”-nya. Tapi hanya sekali kok pak.” Kata Yuswati.
Biar hanya sekali, kalau digas pol…… (gunarso ts)