Situs toto adalah langkah pertama menuju petualangan yang tak terlupakan. Contohnya di pasaran togel Macau, para penjudi memasuki dunia yang penuh dengan kegembiraan dan kejutan. Dengan tekad yang kuat, mereka siap memutar otak untuk merumuskan prediksi berdasarkan angka keluaran data macau 4d beberapa bulan sebelumnya.

Pernah dengar situs judi poker online terpercaya dari IDNPLAY? Jika ya maka tidak salah lagi bahwa idnpoker adalah jawabannya. Situs ini juga menyediakan download APK terbaru dan link login alternatif untuk pemain di wilayah Indonesia dan benua Asia.

Thursday, 05 December 2019

Eks Pebulutangkis Andalan Indonesia, Taufik Hidayat Diperiksa KPK

Kamis, 1 Agustus 2019 — 15:33 WIB
Taufik Hidayat. (dok)

Taufik Hidayat. (dok)

JAKARTA ­- Mantan pebulutangkis nasional, Taufik Hidayat, mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (1/8/2019). Ia datang untuk dimintai keterangan terkait penyelidikan kasus yang ditangani KPK.

Taufik terlihat datang seorang diri sekitar pukul 10.05 WIB. Mengenakan baju warna putih dipadu celana jeans biru, menantu Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar ini langsung melangkahkan kakinya ke ruang pemeriksaan di lantai atas Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Juru Bicara KPK, Febri Diansyah menjelaskan, Taufik datang untuk memenuhi panggilan KPK. Ia akan dimintai keterangan atas penyelidikan dari pengembangan perkara yang sudah ditangani.

“Pengembangan dari perkara sebelumnya yang telah diproses sebelumnya di pengadilan Tipikor,” kata Febri, saat dikonfirmasi.

Diketahui, Taufik Hidayat sempat diangkat sebagai Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Kemitraan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada September 2016 hingga 2018. Perannya dibutuhkan pada event SEA Games Malaysia 2017 dan Asian Games 2018.

Sementara itu, sebelumnya KPK menangani kasus suap di Kemenpora dan kini sudah diproses di Pengadilan Tipikor. Dalam pengembangannya, KPK pun belum lama ini memintai keterangan Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto, Jumat (26/7/2019) pekan lalu.

Dalam perkara tersebut, Sekjen KONI Ending Fuad Hamidy divonis 2 tahun dan 8 bulan penjara ditambah denda Rp100 juta subsider 2 bulan. Sedangkan Johny E Awuy divonis 1 tahun dan 8 bulan penjara ditambah denda Rp 50 juta subsider 2 bulan.

Keduanya terbukti melakukan tindak pidana suap dalam rangka untuk melancarkan 2 proposal dana hibah yang diajukan oleh KONI. Adapun pihak yang disuap adalah Deputi IV bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Mulyana, Asisten Olahraga Prestasi pada Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Adhi Purnomo dan Staf Deputi IV Olahraga Prestasi Kemenpora Eko Triyanta.

Selain itu dalam putusan tersebut, hakim menilai bahwa asisten pribadi Menpora Imam Nahrawi, Miftahul Ulum, terbukti menerima uang sejumlah Rp11,5 miliar. Ia juga menerima ATM dan buku tabungan dari sekjen dan bendahara umum KONI. (*/ys)