JAKARTA – Anak-anak dengan umur di bawah lima tahun (Balita) menjadi kelompok usia yang sangat rentan dengan penurunan kualitas udara. Dr Yeni Purnamasari dari Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia mengatakan buruknya kualitas udara mengancam kesehatan, terutama kesehatan paru-paru kelompok usia yang rentan tersebut.
“Polusi sangat berhuhungan dengan penurunan fungsi paru-paru. Yang paling rentan adalah anak balita dan usia 5 sampai 15 tahun,” ujarnya dalam sebuah diskusi di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (2/8/2019).
Menurut Yeni, polusi udara memberi dampak bagi kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Efek menghirup udara yang tercemar dapat dirasakan secara langsung yakni ditandai dengan batuk dan sesak nafas.
Sementara itu, dampak jangka panjang dari polusi udara adalah timbulnya penyakit kanker paru-paru bahkan kematian. “Ada dampak yang sifatnya jangka pendek dari kualitas udara buruk seperti batuk dan sesak nafas. Terlebih kalau meiliki riwayat asma sangat mudah memicu,” jelasnya.
“Jangka panjangnya dapat menyebabkan kanker paru, kematian atau kesakitan akibat penurunan fungsi paru-paru,” imbuh dia.
Saat ini kualitas udara di Jakarta menjadi sorotan. Jakarta termasuk kota di dunia yang memiliki polusi udara yang tinggi. Hal ini yang menyebabkan Gerakan Inisiatif Bersihkan Udara Koalisi Semeseta (Ibukota) menggugat secara perdata di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Dalam gugatan disebutkan sebagai pihak tergugat antara lain Presiden RI, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan , dan Gubernur DKI Jakarta. (ikbal/yp)