Thursday, 05 December 2019

Ini Cerita Guru SMA tentang Enzo si Catar Akmil yang Berayahkan Asli Prancis

Rabu, 7 Agustus 2019 — 17:30 WIB
Enzo Zenz Allie. (ist)

Enzo Zenz Allie. (ist)

SERANG – Keinginan menjadi prajurit soleh, ternyata menjadi cita-cita Enzo Zenz Allie sejak kecil. Keinginannya itu disampaikan Enzo ke Deden Ramdani, guru kimia saat ia duduk di kelas 11 SMA Boardhing School Al Bayan, di Masjid Nurul Mahmudah, Serang.

Al Bayan berlokasi di Desa Bandulu, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Banten. Jika dari arah Kota Cilegon menuju Pantai Pasir Putih Anyer, maka sekolah SMA sekaligus pondok pesantren (ponpes) itu berada di sebelah kiri jalan.

“Enzo pernah menyampaikan ke saya kalau dia ingin menjadi prajurit TNI soleh. Itu saya merinding mendengarnya,” kata Deden Ramdani, guru kelas Enzo, saat ditemui wartawan di ruangannya, Rabu (7/8/2019).

Nama Enzo Zens Ellie belakangan ini tengah ramai diperbincangkan di media sosial. Dia adalah pemuda blasteran Indonesia – Prancis yang dikabarkan lulus seleksi akademi militer (akmil). Ia pun menjadi calon taruna (catar) Akmil.

Enzo Zens Ellie pun kini menjadi diperbincangkan setelah videonya tengah berbincang dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto beredar di media sosial. Video Enzo Zens Ellie itu diunggah akun Instagram @infokomando, Senin (5/8/2019).

Dalam video tersebut, Panglima TNI melontarkan sejumlah pertanyaan kepada Enzo Zens Ellie menggunakan bahasa Prancis. Enzo Zens Ellie pun tampak dapat menjawabnya pertanyaan Panglima TNI dengan baik.

Enzo merupakan putra dari pasangan almarhum Jean Paul Francois, Warga Negara (WN) Prancis, dan ibu bernama Siti Hajah Tilaria asal Sumatera Utara (Sumut).

“Enzo selama di pesantren memang lebih tekun, lebih giat, lebih rajin dari siswa pada umumnya guna mengejar cita-cutanya yang ingin menjadi militer,” terangnya.
Sejak kelas 10 SMA di Al Bayan, Enzo memang dikenal giat melatih kemampuan fisik agar lolos menjadi Taruna Akmil. Bahkan dia mampu push up 100 kali dalam sehari.  Enzo juga kerap berlari di pantai tak jauh dari tempatnya menempa ilmu pada sore hari maupun usai subuh.

“Tidak jarang saya melihat dia lari sendirian gitu yah. Bahkan sebelum subuh pernah saya lihat (lari) sendirian. Karena dia menyadari akan ke Akmil memerlukan fisik yang kuat,” jelasnya. (haryono/yp)