TURKI – Akan ada pemandangan berbeda pada laga antara Liverpool kontra Chelsea dalam perebutan trofi Piala Super Eropa UEFA, Kamis (15/8/2019), 02:00 WIB. Pertandingan yang akan digelar di Vodafone Park, Istanbul, Turki tersebut, bakal dipimpin seorang wasit wanita asal Prancis, Stephanie Frappart.
Seperti dilansir laman resmi UEFA, Stephanie tidak akan menjadi satu-satunya wanita dalam jajaran perangkat pertandingan di laga kali ini. Ia akan didampingi rekan senegaranya, Manuela Nicolosi dan Michelle O’Neill dari Irlandia sebagai asisten wasit. Ketiga wanita ini sebelumnya pernah berkerja bersama dalam sebuah pertandingan pada partai final Piala Dunia Wanita 2019 yang mempertemukan Amerika Serikat (AS) dan Belanda di Groupama Stadium. Khusus Stephanie, ia juga pernah memimpin pertandingan Ligue 1 Prancis antara AC Amiens dan RC Strasbourg pada bulan April lalu.
Dengan pengalaman yang dimilikinya, Stephanie kembali dipercaya untuk memimpin laga antara Liverpool kontra Chelsea, Kamis (15/8/2019) dinihari. Ia pun mengaku tidak sudah terbiasa untuk mengatasi tekanan yang besar, seperti pada laga nanti.
“Tentu setiap pertandingan memiliki tekanan yang berbeda dan saya tahu betul bahwa orang-orang akan menunggu untuk melihat bagaimana saya memimpin pertandingan seperti ini,” kata Stephanie, menanggapi tugasnya sebagai pengadil lapangan, seperti dikutip The Guardian.
Sengitnya jalannya pertandingan yang dilakukan para pesepakbola pria membuat Stephanie juga pernah merasa tidak dihargai dengan alasan bahwa dia adalah wanita. Pada Oktober 2015, manajer Valenciennes, David Le Frapper pernah mendamprat Stephanie atas keputusannya yang tidak menghadiahkan penalti untuk timnya saat bermain imbang 0-0. Namun terlepas dari itu semua, kinerja Frappart di lapangan menuai respons positif dari berbagai tokoh. Banyak yang menilai wasit berusia 35 tahun tersebut layak memimpin laga penting.
Selepas kejadian itulah, ia harus menggunakan pendekatan yang berbeda kepada para pemain tim sepakbola pria. Menurutnya dengan pendekatan yang ia lakukan, bisa mengurangi persepsi negatif dari seorang wasit wanita.
“Di lapangan saya selalu menjaga jarak dari para pemain. Saya menggunakan kewanitaan saya untuk membuat keputusan di lapangan, seperti senyum. Saya tidak bisa membiarkan orang berpikir saya mengirim pesan ganda. Hal yang sama juga tentu akan saya lakukan pada pertandingan Liverpool melawan Chelsea nanti,” ungkapnya.
Duel antara Liverpool dan Chelsea dalam perebutan trofi Piala Super Eropa, dipastikan tidak hanya menghadirkan gengsi sebagai tim asal Inggris, tapi juga pertaruhan di antara kedua pelatih. Jurgen Klopp di kubu Liverpool dengan sejumlah pengalamannya di level Eropa, akan mendapat ujian dari Frank Lampard yang baru ‘seumur jagung’ menukangi sebuah tim di level Eropa. Pada laga ini, Liverpool berstatus juara Liga Champions musim lalu, sementara Chelsea dengan label juara Liga Eropa UEFA musim 2018-2019. (jun/yp)