JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama warga kelurahan Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, menggelar Dzikir Akbar bersama, di halaman kantor kelurahan, Minggu (18/8). Kegiatan tersebut untuk memperingati HUT ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia sebagai bentuk rasa syukur warga.
Lurah Kayu Putih, Artika Ristiana mengatakan, dalam kegiatan itu ribuan warga menghadiri kegiatan tersebut sebagai wujud rasa bersyukur. Kegiatan yang baru pertama kali dilaksanakan, mendapat antusias warga dari semua RW. “Pasalnya, kegiatan yang kami gelar, kami sebut sebagai “Kayu Putih Berdzikir”,” katanya, Minggu (18/8/2019).
Kegiatan itu, kata Artika, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemerdekaan yang diberikan kepada Bangsa Indonesia. Selain iri, ini adalah salah satu wujud kegiatan untuk mengenang para pahlawan pejuang kemerdekaan. “Karena pahlawan lah yang telah mengorbankan jiwa dan raganya dalam mengusir penjajahan” ungkap Artika.
Selain Dzikir dan Doa, kata Artika, gelaran tasyakuran dalam rangka perayaan HUT Ke- 74 RI, dirangkai dengan pemberian dua paket alat musik hadroh untuk Majelis Taklim RW 02 dan RW 016 Kelurahan Kayu Putih. Alat musik itu diserahkan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.
Sementara itu, Gubernur Anies mengapresiasi gelaran zikir akbar doa bersama warga ini. Pasalnya, kegiatan ini termasuk salah satu proses pendidikan sebagai wujud sebuah kemerdekaan yang telah menjadi prioritas utama ketika bangsa Indonesia hendak mengumumkan dirinya menjadi negara merdeka. “Ya, hal ini tercantum didalam Isi pembukaan UUD 1945 yang menegaskan cita-cita mencerdaskan setiap manusia Indonesia,” katanya.
Dilanjutkan Gubernur, pendidikan sebagai cita-cita bangsa berarti perjuangan membawa rakyat Indonesia keluar dari keterjajahan dengan memerangi kebodohan dan keterbelakangan. ”Dengan itu, Jakarta serius akan mendorong cita cita bangsa itu dengan berbagai program kegiatan strategis daerah dalam memajukan kotanya dan membahagiakan warganya,” tambahnya.
Namun demikian mantan menteri Pendidikan mengimbau dalam gelaran dzikir akbar ini dapat dijadikan sebagai momentum renungan. Dimana hal itu adalah kebangkitan bersama atas pengorbanan para pejuang dalam mempejuangkan kemerdekaan. “Semangat kemerdekaan bukan hanya 17 Agustus saja, namun sepanjang waktu dan dimana pun. Itulah salah satu bentuk kemerdekaan dengan berkarya untuk bangsa dan negera,” pungkasnya. (ifand/yp)