Thursday, 05 December 2019

Mau Utang, Jangan Ragu!

Kamis, 29 Agustus 2019 — 7:33 WIB
Ilustrasi

Ilustrasi

“Halo, Bapak dan Ibu, apa kabar? Baik? Syukur, kalau begitu. Sekarang ini lagi zamannya orang pada berutang. Lihat saja, di mana-mana banyak banget orang menawari utang pada masyarakat. Rumah, mobil, elektronik dan pecah belah, semua pakai utang alias kredit!” itu prolog sahabat Bang Jalil hari itu melalui HP-nya. “Coba, Bapak, Ibu lihat di rumah, barang apa saja yang nggak dibeli secara kridit?”

Bang Jalil celingukan, dan tanpa sadar menengok motornya yang semata wayang. Hemm, kuda besi itu belum lunas, masih beberapa bulan lagi. Padahal, Bang Jalil kepengin banget model yang baru. Motor gede metik, kayaknya keren, tuh?

“Udah nggak usah ngelantur. Yang ada aja dipakai, kita sudah banyak utang” tiba-tiba angan-angan Bang Jalil dipotong sang istri, yang bisa membaca pikiran sang suami.

Bang Jalil tersenyum kecut. Dan buru-buru menyeruput kopi yang disediakan sang istri.

“Utang kita di warung mulai menumpuk,Pak,” keluh sang istri, “padahal, Ibu mau kredit seragam lagi. Jadi, tolong nanti uang belanja ditambah, ya Pak?”

Bang Jalil hanya manggut- manggut. Memang dia nggak mau bersuara atau komentar soal utang piutang sang sitri. Semua kan berutang, termasuk dia sendiri, selain motor, rumah juga kreditnya masih panjang?

“Jadi boleh kan Ibu kredit seragam?” tanya sang istri, menegaskan.

Bang Jalil mengangguk. Apa boleh buat. Coba berani katakan ‘jangan’ bisa-bisa perdebatan sampai lebaran nanti nggak selesai.

“Negara aja berutang, Pak? masak ibu nggak boleh “ ujar sang istri, tenang. Setenang ketika dia berutang seragam. (massoes)