Thursday, 05 December 2019

Ini Dia Joan Tomas, Gelandang Sayap Anyar persija

Senin, 2 September 2019 — 21:09 WIB
CEO Persija, Ferry Paulus dan pemain asing baru Macan Kemayoran, Joan Tomas. (ist)

CEO Persija, Ferry Paulus dan pemain asing baru Macan Kemayoran, Joan Tomas. (ist)

JAKARTA – Lahir di Girona, Catalonia, Spanyol, Joan Tomas merupakan satu dari dua pemain asing rekrutan anyar Persija Jakarta yang berposisi sebagai gelandang sayap. Namun masih banyak kalangan meragukan kemampuan pemain yang didatangkan dari Liga Super Yunani tersebut lantaran usianya yang sudah tidak muda lagi.

Selain sudah tidak muda lagi, Tomas juga merupakan pemain yang baru merasakan atmosfer Shopee Liga 1 2019. Apalagi kedatangannya bukan merupakan bagian dari keputusan klub. Tidak heran jika keraguan atas kemampuan Tomas itu, muncul. “Kalau Joan Tomas, memang pilihan pelatih Julio Banuelos. Saya hanya membuka sesuai kebutuhan pelatih. Tetapi, saya juga lihat berdasarkan prestasi dan keputusan sudah bulat. Kami sepakat membelinya,”kata CEO Persija Jakarta, Ferry Paulus kepada para awak media, termasuk Poskotanews.com, beberapa waktu lalu.

Setelah berdiskusi, Ferry dan Banuelos pun sepakat mengenyampingkan usia Joan Tomas. Acuan keduanya karena sang pemain masih kompetitif bermain di kasta tertinggi dan jarang mengalami cedera. “Saya punya keyakinan Joan Tomas adalah solusi paling tepat. Kenapa dia dipilih meski usianya sudah 34 tahun, dia pemain aktif dan selalu berkontribusi bagi tim-tim sebelumnya. Saya pernah cari tahu rekam jejak cederanya. Sejauh ini dan tak ada hambatan. Dia sangat antusias dan siap untuk langsung bermain,” lanjut pria yang kerap disapa FP tersebut.

Seperti dilansir Wikepedia, pemain yang genap berusia 34 pada 17 Mei 2019 lalu itu, merupakan pemain lulusan akademi Espanyol yang gagal menembus tim senior, sebelum akhirnya pindah ke klub tetangga, Lleida di divisi ketiga Spanyol dengan status pinjaman pada 2006 silam. Setelah satu musim memperkuat Lleida pada 2006-2007, ia kemudian bergabung dengan Alicante di level yang sama. Ia berhasil membawa Alicante promosi ke divisi kedua, sebelum bergabung dengan Villarreal B di divisi segunda pada 2008 silam.

Selama berada di Villarreal, pihak klub kemudian memberinya kesempatan untuk memperkuat tim senior Villarreal di La Liga Spanyol dan melakoni debutnya pada 1 Februari 2009 dengan kekalahan 0-3 saat melawan Deportivo La Coruña. Pada musim panas 2010, Tomas meninggalkan Villarreal dan menandatangani kontrak dengan Celta dari divisi kedua. Dia berkontribusi dengan lima gol dalam 37 penampilannya di tahun keduanya. Saat Celta kembali ke papan atas setelah absen selama lima tahun, Tomas hanya bermain selama 24 menit di level yang lebih tinggi.

Tomas pun dibebaskan dari kontraknya dengan persetujuan bersama pada 2013, lalu bergabung dengan dengan AEK Larnaca dari Divisi Pertama Siprus. Di sini ia menghabiskan kariernya selama enam tahun, sebelum bergabung dengan Lamia pada ajang Liga Super Yunani pada Januari 2019. Pada 28 Februari 2019, ia mencetak gol tunggal untuk menaklukkan kiper Olympiacos, Yury Lodygin dalam kemenangan tandang 1-0. Kemenangan itu membawa Lamia lolos ke semifinal Piala Yunani dengan kemenangan agregat 4-3.

Pada bulan Juli 2019 lalu, ia sempat ingin memperpanjang kontraknya selama satu musim. Namun pada akhirnya Tomas lebih memilih bergabung dengan Persija pada akhir Agustus lalu. “Saya sudah diberi tahu mengenai Persija sebelum saya ke sini. Persija adalah salah satu klub besar di Indonesia dan punya suporter yang cukup banyak. Itu menjadi salah satu alasan saya untuk datang ke sini. Saya belum begitu mengenal atmosfer sepakbola di Indonesia, tapi saya akan berusaha sebaik mungkin untuk membantu Persija,” ungkap pemain yang akan menggunakan nomor punggung 18 tersebut. (jun)