BEKASI – Potensi zakat di Kota Bekasi masih sangat mungkin ditingkatkan. Terlebih harus menggunakan digitalisasi. Zakat juga menjadi solusi pengentasan kemiskinan.
Demikian beberapa poin dalam Forum Discussion Group (FGD) terkait optimalisasi zakat di Kota Bekasi. Acara dilaksanakan Pusat Kajian Manajemen Strategik (PKMS).
“Masih sangat mungkin. Potensi muzaki rata-rata Rp 491,2 milyar, targetnya Rp 15 M,” kata H Siswadi, Direktur PKMS, Jumat (13/9/2019).
Salah satu hal yang penting, katanya, adalah dengan meningkatkan sosialisasi dan pengembangan pelayanan Baznas Kota Bekasi. Peningkatan pelayanan harus dilakukan berbasis digital dan aplikasi. Seperti pengenaan virtual account sehingga lebih memudahkan pelayanan.
Secara nasional, potensi zakat mencapai Rp 252 Triliun. Sedangkan yang masuk hanya Rp 8,1 trilyun. “Di daerah, bisa mungkin masih bisa ditingkatkan dengan melibatkan semua potensi,” kata DR H Abdul Khoir, satu peserta diskusi.
Saat ini, penerimaan Zakat di Kota Bekasi pekan ini sebesar Rp 13,2 milyar. Dan penyaluran sudah mencapai 10,4 milyar. Baznas Kota Bekasi sangat optimis bisa meraih target tersebut. “Perolehan zakat ini baru didapat dari aparatur Pemkot Bekasi,” kata Paray Said.
Beberapa kendala saat ini yang ditemui muzaki sering menyalurkan zakatnya secara sendiri. Atau masyarakat juga masih belum tahu Baznas dan lebih memilih ke masjid terdekat. “atau juga malah belum care membayar zakat,” katanya.’
Sedangkan, sejumlah masukan yang disampaikan kepada Baznas Kota Bekasi agar lebih melalukan sosialisaisi ke masyarakat. Termasuk menggunakan digitalisasi, semacat pembayaran virtual dan aplikasi yang memudahkan pembayaran. (chotim/win)