INDRAMAYU – Tantangan anak-anak pelajar warga Blok Ciwado, Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Indramayu, Jawa Barat, menuntut ilmu di bangku sekkolah nampaknya cukup keras dibandingkan anak-anak pelajar yang tinggal di wilayah kota.
Maklum, pemukiman warga Blok Ciwado termasuk ke dalam wilayah terpencil di Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Indramayu, Jawa Barat. Kampung Ciwado letaknya berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sumedang. Setiap hari anak-anak pelajar itu harus pergi – pulang ke sekolah menempuh jarak sekitar 16 Km.
Bandingkan dengan anak-anak pelajar di kota. Sekolah ada yang naik mobil pribadi atau Angkot melalui jalan kota yang kondisinya mulus. Jarak dari rumah ke sekolah ditempuh hanya beberapa menit saja. Bahkan banyak juga anak-anak pelajar yang jarak ke sekolahnya kurang dari 1 Km.
“Anak-anak di sini memiliki kemauan keras menuntut ilmu. Karena itu walau jarak tempuh antara rumah ke sekolah cukup jauh namun mereka tetap nekad ingin menuntut ilmu setiap hari,” kata Mang Ujang, 59 warga Blok Ciwado.
Blok Ciwado kebetulan berada di kaki Bukit Ciwado yang berbatasan dengan Kabupaten Sumedang. Di Blok Ciwado sama sekali tidak ada gedung SMPN apalagi SMKN atau SMAN. Hanya ada satu-satunya sekolah madrasah, untuk menuntut ilmu agama bagi anak-anak usia Sekolah Dasar (SD).
Setelah lulus madrasah, anak-anak Blok Ciwado harus menuntut ilmu ke luar Blok Ciwado. Jarak terdekat gedung sekolah SLTP sekitar 8 Km. Jika pergi – pulang ke sekolah jarak yang harus ditempuh sekitar 16 Km.
Demikian juga bagi anak-anak Blok Ciwado yang akan menuntut ilmu di bangku SLTA harus menempuh jarak sekitar 16 Km karena gedung SLTA berada di Blok Cikamurang dekat Simpang Tiga Desa Cikawung.
Selain jarak tempuh menuntut ilmu dari rumah menuju ke sekolah relatif jauh, anak-anak pelajar Blok Ciwado harus ke sekolah melalui jalan yang belum sepenuhnya mulus lantaran masih berbatu.
“Anak-anak jika malam hari sering mengeluh minta badannya dipijit merasa capek pergi – pulang ke sekolah naik motor melalui jalan berbatu yang lumayan jauh,” kata Mang Ujang ditimpali istrinya yang duduk di bangku depan rumah.
Masyarakat Blok Ciwado menginginkan, Pemkab Indramayu dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) memperbaiki ruas jalan menuju Blok Ciwado. “Ya kalau dari jalan provinsi Wado – Subang jaraknya sekitar 5 Km, kondisi jalannya berbatu. Sebagian sudah diperbaiki tapi belum seluruhnya bagus,” katanya.
Salah seorang pelajar Arif, 17 mengemukakan, anak-anak Blok Ciwado ingin pintar seperti anak-anak pelajar di kota. “Kami ingin sekolah minimal sampai lulus SLTA setelah itu ingin bekerja untuk membantu ekonomi orang tua,” ujarnya.
Arif bersama teman-temannya setiap pagi berangkat ke sekolah di Blok Cikamurang naik sepeda motor orang tua. Pulang sekolah sore hari membantu pekerjaan orang tua di rumah.
Maghrib sudah harus berada di mushola menunaikan sholat wajib berjamaah. Kegiatan itu dilakukan rutin tiap hari. Tidak ada waktu nongkrong-nongkrong di mall dan sebagainya. (taryani/win)