SELINGKUH itu enak. Yang nggak enak kalau ketahuan. Buktinya, banyak berita yang viral di medsos, para pelakuknya kelabakan ketika perbuatan enaknya itu ketahuan. Ada istri selingkuh sama kaka ipar, ada guru niduri siswinya, dan lainnya. Awalnya mereka asyik-asyik aja, enak katanya. Tapi begitu ketahuan, si wanita menjerit histeris, mungklin takut atau malu.
Itulah selingkuh enak di depan, belakangan bikin stres, nggak enak. Iya apa iya? Ya, tapi begitulah. Namanya juga kejahatan, pasti enak-enak aja, nggak sadar kalau yang dilakukan adalah kejahatan. Perselingkuhan adalah kejahatan! Orang yang punya suami atau istri seharusnya sudah nggak boleh main, apalagi sampai berhubungan intim dengan orang lain. Pokoknya itu KUHP mau direvisi atau nggak, memang dari dulu ya begitu. Kalau nggak kena dunia, ya di akhirat bakalan menanggung dosa! Tapi kalau mereka paham ngerti agama, jika nggak?
Tapi, begitulah manusia, bahwa yang namanya dosa pada ngantre padahal harus dengan ongkos mahal tapi dilakukan, dalam pengertian, membayar hotel, jalan, makan dan lainnya. Dan yang sangat mahal adalah ketika ketahuan. Bisa jatuh reputasi, kalau mereka pejabat bakalan jatuh, selain malu sama anak buah, sama rakyat, juga keluarga. Tapi, ya kalau masih punya malu?
Sekali lagi, mengapa orang selalu saja melakukan kejahatan, padahal mereka kayaknya sadar, bahwa apa yang dilakukan bakalan ketahuan. Kejahatan, kata pepatah ditutupi kayak apa saja, pasti akan ketahuan. Kejahatan, bangkai sama saja. Begitulah bangkai, pasti akan tercium biar sudah disembunyikan dengan rapat!
Jadi kalau kita masih punya malu sudahlah tinggalkan yang hanya enak sesaat, selingkuh misalnya. Tahu nggak gara-gara perbuatan tersebut, banyak banget yang disakiti, anak istri dan suami, saudara yang sebelumnya sangat menghormati jadi benci? Pun di lingkungan, kayaknya sulit untuk bergerak.
Kalau kuat bisa bertahan, kalau hati galau akan menuju tali gantungan, atau racun untuk bunuh diri. Ini kan rugi. Rugi dunia akhirat!
Ayo bilang, selingkuh itu nggak enak! (massoes)