Wednesday, 11 December 2019

Asyik, TNI dan Masyarakat Menikmati Tradisi Botram di TMMD 106

Sabtu, 26 Oktober 2019 — 1:06 WIB
botram

SIANG itu, rumah Mak Inah riuh. Ibu ibu lalu lalang didapur rumahnya. Terdengar wajan dan cutik beradu. Bau wewangian daun salam dan rempah rempah lainnya menusuk hidung membangkitkan perut yang keroncongan.

Suara ibu-ibu silih bersahutan. Meneriaki perintah agar cepat menyelesaikan aneka makanan yang sedang dimasak. “Hayu, geuwat goreng tahu tempena. Tuh, peuteuyna geura seupan,” ucap seorang ibu dalam logat bahasa sunda, setengah berteriak.

“Enya mak, ieu eukeur sakeudeung deui ge asak dengen sangu jeung nasi liwetna,” sahut wanita muda, didapur Mak Inah.

Beberapa saat kemudian, empat orang ibu-ibu beriringan keluar dari dapur menenteng castro berisi nasi liwet dan piring piring berisi lauk pauk dan lalapan serta cowet sambal bledag. “Bapak bapak, hayu botram,” ajak Mak Inah.

Di masyarakat Jawa Barat, botram adalah istilah kata Sunda yang merujuk pada tradisi makan bersama. Acara makan ini biasa dilakukan bersama-sama di sembarang tempat, bisa di kebun, sawah, pelataran rumah atau di tempat lain dengan tujuan kebersamaan dan mengikat tali persaudaraan.

Seperti yang dilakukan masyarakat Desa Cisaat membahagiakan tetamunya yakni TNI, satgas TMMD ke 106 Kodim 0619 Purwakarta. Disela sela aktifitas TMMD, para TNI “dijamu” masyarakat dengan nasi liwet yang disajikan diatas daun pisang. Terasa sekali kebersamaan diantara mereka. Botram pun terlaksana. Sajian alakadar dengan lahap dimakan para TNI dan masyarakat. “Wuueenaakk,” ucap Mak Inah.

Gelak tawa dan senda gurau pun pecah usai mereka botram. Seakan menghapus rasa letih dan lelah para satgas TMMD yang sebulan ini secara marathon mengerjakan program pembangunan fisik dan non fisik TMMD.

Berasa sekali “ruh” TMMD terciptanya manunggal antara TNI dan Rakyat. Masyarakat Cisaat tak canggung lagi bersenda gurau dengan para satgas TMMD.

Saling berbagi kisah diantara mereka. Satu cerita disukai masyarakat, ketika para TNI menceritakan suka duka dimedan perang. “Luar biasa, tugas yang diemban bapak bapak tentara ini. Saya jadi ikut larut (menjiwai) perjuangan TNI menjaga kedaulatan negara,”ujar Asep, 52, warga setempat.

Ikhwal TMMD ke 106, Danrem 063/SGJ Kolonel Arm Maryudi menyatakan TMMD semester kedua tahun anggaran 2019 diwilayah Kodim 0619 Purwakarta menyasar kegiatan fisik dan non fisik.

“Dengan program ini kita bisa membangun kebersamaan dengan orientasi pembangunan untuk masyarakat,” ujar Danrem, pada saat pembukaan pelaksanaan TMMD ke 106 Kodim 0619 Purwskarta dilapangan Cibatu Purwakarta beberapa waktu lalu.

Berkaitan dengan sasaran non fisik, kata Danrem fokus pada penyuluhan – penyuluhan wawasan kebangsaan untuk masyarakat. “Kita berupaya mencegah masuknya faham – faham atau ideologi yang bertentangan dengan Pancasila kepada masyarakat,” kata Danrem.

Sementara itu, Dandim 0619 Purwakarta, Letkol Arh Yogi Nugroho mengatakan, selain pembangunan sejumlah infrastruktur, pelaksanaan program TMMD ke 106 yang digelar Kodim 0619 Purwakarta di Desa Cisaat Kecamatan Cibatu menyasar pembangunan non fisik.

Sasaran pembangunan non fisik yang dilaksanakan pada TMMD 106  diantaranya adalah; penyuluhan wawasan kebangsaan, sunatan massal, pelayana KB gratis, pengobatan gratis, pembuatan KTP, KK hingga perpanjangan SIM.

“Semua kita koordinasikan dengan lintas sektoral, baik dengan Pemda maupun dengan Kepolisian. Ada juga berbagai penyuluhan yang akan dilaksanakan, seperti penyuluhan bela negara, kesehatan, pertanian, hukum serta penyuluhan lainnya yang diperuntukan bagi pelajar dan orang dewasa di lokasi TMMD,” ujar Letkol Yogi.

TMMD 106 akan melakukan pembangunan rabat beton sepanjang 650 meter dengan lebar 4 meter dari Desa Cisaat ke Desa Ciparungsari. Kemudian pembuatan gorong-gorong dua unit dengan panjang 6 meter.

Ada juga pembuatan saluran pasangan sepanjang 150 meter dan pembangunan tembok penahan tanah sepanjang 100 meter.”Untuk sasaran tambahan yaitu, rehab rutilahu sebanyak 5 unit, rehab musola dan melakukan rehab pos kamling,” kata Dandim. (dadan sukmana/win)