Saturday, 02 November 2019

786 Production Angkat Kisah Seniman Ho Eng Dji Lewat Film Bipok

Jumat, 1 November 2019 — 13:18 WIB
Sutradara Shaifuddin Bahrum (bertopi) pembesut film Ati Raja.(ist)

Sutradara Shaifuddin Bahrum (bertopi) pembesut film Ati Raja.(ist)

JAKARTA – Kembali film biopik diproduksi dengan latar belakang kearifan lokal. Kali ini daerah Makasar menjadi pilihan rumah produksi 786 Production membikin film bertajuk ‘Ati Raja’ yang diangkat dari kisah seorang seniman peranakan Tionghoa di Makasar, Ho Eng Dji.

HED adalah penyair dan musisi legendaris kota Makasar kelahiran Kassi Kebo tahun 1906, etnis peranakan Tionghoa yang wafat tahun 1960 di Makassar. Produser Ancu Amar menjelaskan, selama hidupnya, Ho Eng Djie termasuk seniman yang unik dan penuh liku.

“Lewat Lagu lagu karyanya, HED berusaha menyampaikan beragam pesan moral mulai dari masalah toleransi hingga soal cinta,” ungkap Ancu.

HED alias panggilannya bapa Tjoi, banyak belajar ilmu sastra Melayu dan Makassar. Dia menulis serta mempopulerkan syair-syair lewat nyanyian dan musik daerah. Rekaman musik daerah Sulawesi Selafan, bukan hanya Makassar, juga Bugis, Mandar, dan Selayar, sebanyak 3 album piringan hitam dalam kurun waktu 4 tahun. Bahkan sebelum pecah Perang Dunia Kedua (1945) rekaman lagu Ho Eng Dji berhasil terjual sampai 20 ribu keping sampai ke Malaya dan Singapura.

Salah satu lagu ciptaannya yang terkenal sampai sekarang adalah berjudul ‘Ati Raja’. Tapi sayang, lagu-lagu ciptaan Ho Eng Dji diberangus oleh pencabutan hak cipta dan menjadikannya NN (no name).

Dibesut oleh sutradara Shaifuddin Bahrum, film ‘Ati Raja’ diputar bersamaan HUT Kota Makasar pada 7 November nanti. “Harapan saya film Ati Raja ini bisa menembus festival-festival,” ungkap Shaifuddin.

Di dukung sederet artis lokal seperti Fajar Baharuddin, Jennifer Tungka, Stephani Vicky Andries, Chesya Tjoputra, Goenawan Monoharta, Yatti Lisal dan lainnya.(ali/mb)