ANAK sudah tiga, tapi Badyo, 35, masih doyan main perempuan. Rini, 16, pun jadi korban. Dia diperkosa sampai hamil, tapi keluarga baru lapor polisi ketika pendekatan gagal. Polisi kerepotan melakukan visum, karena perkosaan sudah terjadi 9 bulan lalu. Akhirnya test DNA, benarkah itu anak produk Badyo?
Kelakuan kaum lelaki kadang seperti ayam jago. Meski sudah punya babon sendiri di rumah, bahkan kuthuk (anak ayam)-nya sudah tiga, melihat dere (ayam muda betina) masih juga mengawininya. Meski ayam betina itu menolak, dikejar juga sampai persampahan, dan kenalah dia! Berhasil dengan misinya, ayam itu berkokok lantang kukuruyuuuuk……!
Begitulah tamsil kelakuan Badyo, warga Mojokerto, Jawa Timur. Dia sudah berkeluarga, bahkan anaknya sudah tiga. Tapi ketika melihat perempuan berawajah bening, bodi seksi menggiurkan, ukuran celananya langsung berubah. Dengan berbagai cara dia mencoba mendekati, dan kemudian menggauli.
Sekitar bulan Januari 2019, Badyo berkenalan dengan Rini pelajar SMP kelas III di wilayah Jetis. Meski baru kelas III SMP tapi bodi ABG itu sudah seperti anak SMA, sehingga di mata otak kotor Badyo, penampilan Rini sudah layak digoyang dan perlu. Bila sudah ketemu barang mulus begitu, dia mendak lupa pada istri dan ketiga anaknya di rumah.
Diam-diam dia mendekati Rini. Setelah mendapat nomer WA-nya gadis ABG itu langsung digeber, dijapri setiap hari. Rupanya Rini memberi angin, terbukti ketika diajak jalan-jalan mau juga. Padahal kepergian berdua itu sesungguhnya penuh muatan politiknya, minimal politik untuk memuaskan syahwat Badyo.
Acara jalan-jalan itu disengaja sampai kemalaman, sehingga ada alasan Badyo untuk mengajak Rini menginap di hotel. Nah, ketika gadis ABG itu tidur kecapekan, tahu-tahu digrumut (disergap). Meski awalnya menolak, tapi dengan sedikit ancaman dikombinasi dengan rayuan, akhirnya Rini bertekuk lutut dan berbuka paha juga.
Hanya sekali itu saja Badyo menodai Rini, karena lain kali tak mau lagi diajak jalan bersama. Meski hanya sekali tapi karena langsung pada sumbernya, tahu-tahu terjadi perubahan signifikan pada tubuh Rini. Pelan tapi pasti perut mulai membuncit, puser juga mulai bergeser dari garis ekuatornya.
Tentu saja perubahan ini membuat enyak dan babe curiga. Apakah putrinya terkena busung lapar dan gizi buruk, sehingga bisa terancam kena stunting? Mana mungkin, wong keluarganya juga bukan kaum duafa. Saking penasarannya lalu dibawa ke bidan. Hasilnya mengejutkan, Rini sudah hamil 5 bulan.
Ketika didesak, mengakulah Rini bahwa beberapa bulan lalu pernah diperkosa pacarnya di sebuah hotel. Tak ayal lagi Badyo dikejar dan dimintai tanggungjawab. Ternyata Badyo ini mbuletnya minta ampun, pinter ngomong seperti pengacara. Dia tak mau tanggungjawab dengan alasan belum tentu itu hasil karyanya.
Keluarga Rini memang bukan kalangan sumbu pendek. Mereka bersabar, terus melobi Badyo. Sayangnya, perut Rini tak bisa kompromi, setiap jam dan hari terus berkembang. Karena sampai kehamilan itu berrusia 8 bulan tak ada juga titik temu, Badyo segera dilaporkan ke polisi dengan tuduhan mememperkosa ABG Rini.
Seperti lazimnya korban perkosaan, harus dilengkapi dengan visum dokter. Tapi karena perkosaan itu terjadi 9 bulan lalu, ya sudah tak bisa dilacak jejak digital, eh alat vital. Singkat cerita, gagal divisum kemudian dilakukan test DNA. Dengan cara ini akan ketahuan siapa ayah si bayi, benar-benar Badyo apa ada aktor intelektual lain. Begitu bayi itu anak Badyo, langsung bisa dikandangi.
Begitu masuk penjara, kelar hidup lu! (gunarso ts)