JAKARTA – Belum satu tahun beroperasi, MRT sudah menuai keuntungan Rp60 miliar dengan jumlah penumpang 90 ribu orang perhari atau sekitar 20 juta hingga November ini.
Direktur Utama MRT Jakarta William Syahbandar mengatakan total pendapatan mencapai Rp1 triliun namun dipotong biaya operasional. “Selama 9 bulan MRT operasi yang kita keluarkan mencapai Rp 940 miliar. Dari Rp 1 triliun pendapatan, Rp 940 miliar pengeluaran. Sehingga kita dapat laba bersih sekitar 60 miliar,” kata William, Rabu (27/11/2019).
William mengatakan laba bersih itu baru perhitungan dari pihak MRT. “Secara resmi MRT Jakarta masih menunggu audit terkait jumlah pendapatan di tahun 2019,” ujarnya.
William menguraikan pendapatan MRT antara lain dari tiket sekitar Rp180 miliar dan non tiket. Pendapatan non tiket, MRT Jakarta mengandalkan adanya periklanan, penamaan stasiun, ritel dan UMKM, sampai telekomunikasi. Total dari pendapatan selain tiket sudah mencapai Rp225 miliar.
Dari sisi jumlah penumpang, MRT terus melakukan perbaikan pelayanan agar jumlah penumpang terus meningkat. “Kita harapkan menjelang akhir tahun naik sampai 100 ribu penumpang”jelasnya.
Seperti diketahui, selain dari tiket dan non tiket, MRT juga memperoleh subsidi tiket dari Pemprov senilai Rp560 miliar.
William mengharapkan pendapatan dari non tiket tersebut terus meningkat. Alasannya, ia menginginkan MRT Jakarta tidak hanya bergantung pada jumlah pembelian tiket.
“Jadi ada 4 pendapatan MRT. Pertama tiket senilai Rp180 miliar. Non tiket Rp225 miliar. Ketiga PSO atau subsidi Rp560 miliar dan pendapatan lain-lain itu seperti bunga Bank sekitar Rp4 miliar,” tutur William. (john/yp)