JAKARTA – Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) berkonsulidasi dengan sejumlah anggotanya di Hotel Twin Plaza, Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (28/11/2019). Dalam munas itu, KPPI menargetkan keterwakilan wanita di parlemen meningkat 30 persen.
Ketua Umum KPPI, Dwi Septiawati Djafar, mengatakan meski jumlah perwakilan perempuan saat ini mengalami peningkatan. Namun merujuk dari Undang Undang Pemilu, tentang keterwakilan perempuan sebesar 30 persen belum tercapai.
“Tentu kita melihat hal ini sangat serius. Kami akan dorong bagaimana keterwakilan perempuan sebesar 30 persen tercapai,” kata Dwi di lokasi.
Dengan adanya 15 partai yang ada saat ini, menurut Dewi bukan hal mustahil keterwakilan perempuan bisa tercapai di parlemen. Dari total 575 orang anggota DPR RI yang terpilih, 119 orang merupakan perempuan, angka itu dinilai jauh dari kouta sebesar 30 persen yang seharusnya sekitar 180 orang.
“Mungkin saat ini ada 20,5 persen,” ungkap dia.
Dwi meminta wanita lebih berperan aktif. Dorongan kepada partai perlu dilakukan mencapai itu. Penempatan perempuan harus dilakukan secara startegis dan menguntungkan.
“Misalnya, jangan menempatkan perempuan di Dapil neraka (daerah incumben), atau menaruh caleg perempuan di nomer terendah,” ujar Dwi.
Di tempat yang sama, Deputi Perlindungan Perempuan dan Anak Kementerian Kemenko PMK, Ghafur Dharmaputra mengatakan banyak terobosan oleh Kemenko PMK dalam mendukung KPPI agar kita dapat mencapai 30% di pemilu 2024.
“Dalam pengertian kami 30% itu minimal harus di upayakan. Dari 2014 ke 2019 ada peningkatan, 20,8 % tapi kan masih jauh dari 30%. Kalau bisa bisa lebih dari itu, nah itu baru super,” kata Ghafur.
Kini Kemenko PMK mengajak kementerian lembaga, masyarakat sipil, termasuk KPPI mendukung semua kebijakan agar perempuan Indonesia bisa maju tentu dengan peran dari Parpol.
“Perempuan dari sekarang mulai belajar berorganisasi, ikuti ekstrakulikuler, OSIS atau kepemudaan lainnnya. NU, Muhammadiyah atau apapun,” tandas Ghafur. (yendhi/tri)