Wednesday, 25 December 2019

Lemkapi Nilai Tudingan Geng Solo Tak Masuk Akal

Selasa, 24 Desember 2019 — 13:25 WIB
Direktur Eksekutif Lemkapi Edi Hasibuan.(ist)

Direktur Eksekutif Lemkapi Edi Hasibuan.(ist)

JAKARTA – Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) melihat tudingan pihak lain  soal ‘Geng Solo’ dalam penempatan perwira Polri sangat tidak masuk akal.

“Hasil penelitian kami menyebutkan Polri sudah melakukan penempatan jabatan sesuai mekanisme yang ada. Hasil  itu merupakan keputusan wanjakti yang diketuai Wakapolri,” kata Direktur Eksekutif, Dr. Edi Hasibuan di Jakarta, Selasa (24/12/2019).

Diungkapkan, mereka yang mendapat promosi karena memang dia berprestasi dan penempatan itu  sesuai kompetensinya.

“Nana misalnya, dia jadi Kapolda Metro karena dibutuhkan di Jakarta untuk memperkuat intelijen. “Di Jakarta butuh intelijen yang handal,” katanya.

Menurut pakar hukum kepolisian Universitas Bhayangjara Jakarta ini, sekarang bukan jamannya lagi ada  geng-gengan atau kelompok.

“Semua mekanisme penempatan sudah ada aturan dan   transparan. Semua sudah ada mekanisme yang mengatur,” tandas Edi.

Ditambahkan, mereka ditempatkan ada yang jadi Kapolda Metro dan Wakapolda Jateng belakangan ini karena memang dia mampu dan pantas untuk itu.

“Kami mendukung  Kapolri yang berkomitmen siapa yang mampu dan mau kerja keras akan mendapatkan  promosi yang bagus.”

Lemkapi melihat presiden tidak pernah melakukan intervensi apapun dalam penempatan anggota Polri. Presiden ingin Polri profesional,” ujar Edi.

“Kami yakin sepenuhnya masalah mutasi  kewenangan Kapolri. Seperti  penujukan Kapolda Metro Jaya  Irjen Gatot sebagai Wakapolri dan Irjen Nana Sujana menjadi Kapolda Metro Jaya  banyak diapresiasi publik,” kata Edi.

Bahkan mutasi  Kapolri ini dinilai banyak pihak tepat karena keduanya dinilai berprestasi.

Edi menjelaskan kinerja Gatot  bagus. Selama menjabat kapolda, situasi Jakarta sangat kondusif.

Berbagai ancaman gangguan keamanan terjadi saat pilpres dan pelantikan presiden berhasil ditangani Gatot  dengan baik.

“Jakarta alhamdulilah tetap kondudif. Begitu juga dengan prestasi, Gatot memiliki segudang prestasi dan banyak diapresiasi masyarakat,” tandas Edi.

Sedangkan Kapolda NTB Irjen Nana Sujana mendapat promosi Kapolda Metro Jaya karena dinilai berhasil mengamankan NTB.

Mantan anggota Kompolnas ini mengungkapkan, sejak menjabat Kapolda NTB, situasi kamtibmas di daerah itu  begitu kondusif.   Selama ini, Nana juga  dikenal dekat dengan ulama, tokoh adat dan tokoh masyarakat.

Gelar Adat

Catatan kami, tambah doktor ilmu hukum ini, Nana pernah mendapat  penganugerahan   gelar adat “Pemban wire jagad Aji  Bathare”oleh Ketua Adat Sembalun.

Pasalnya, ia  dinilai berperan besar menjaga lingkungan dan budaya di daerah setempat. Kapolda Nana di sana sangat memasyarakat.

Kapolda Nana juga memberikan perhatian yang besar terhadap warga Papua di daerahnya .

Terakhir Kapolda menggagas acara Live for Papua From West Nusa Tenggara di Lombok beberapa bulan lalu.

“Kami mendukung keputusan Kapolri untuk mutasi ini,” tandas Edi. Begitu juga dengan Wakapolda Jaeng. Dia ditempatkan di sana karena sangat memahami wilayah Jateng. (tiyo/tri)