Situs toto adalah langkah pertama menuju petualangan yang tak terlupakan. Contohnya di pasaran togel Macau, para penjudi memasuki dunia yang penuh dengan kegembiraan dan kejutan. Dengan tekad yang kuat, mereka siap memutar otak untuk merumuskan prediksi berdasarkan angka keluaran data macau 4d beberapa bulan sebelumnya.

Pernah dengar situs judi poker online terpercaya dari IDNPLAY? Jika ya maka tidak salah lagi bahwa idnpoker adalah jawabannya. Situs ini juga menyediakan download APK terbaru dan link login alternatif untuk pemain di wilayah Indonesia dan benua Asia.

Thursday, 05 December 2019

Usai Diperiksa KPK, Taufik Ngaku Ditanya Soal Menpora

Kamis, 1 Agustus 2019 — 21:16 WIB
Taufik Hidayat. (dok)

Taufik Hidayat. (dok)

JAKARTA – Leganda bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat diperiksa selama kurang lebih lima jam oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sepanjang Kamis (1/8/2019). Usai diperiksa, ia mengaku dimintai keterangan terkait statusnya sebagai Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga (Stafsus Menpora).

Selama diperiksa oleh penyidik, ia disodorkan sebanyak 8 sampai 9 pertanyaan. “Pertanyaan-pertanyaan secara umum, seperti kenal pak Imam dimana, itu itu saja, gak ada yang bagaimana-bagaimana. cuma dimintai keterangan saja, saya kan Stafsus Kemenpora 2017-2018, itu Saja,” kata Taufik setelah menjalani pemeriksaan di Gedung Merah-Putih KPK, Kamis (1/8/2019) siang.

Taufik menampik terkait adanya pertanyaan mengenai proposal dana hibah, alokasi honor di Satlak Prima, atau hubungannya dengan asisten pribadi Menpora, Miftahul Ulum. “Enggak, enggak ada juga. (Pertanyaannya) sebagai apa, si ini siapa, kenal ini, kenal ini, ya di situ saja. Enggak ada yang lain,” ungkap Taufik.

Sebelumnya, Taufik diperiksa kurang lebih selama lima jam. Masuk ke Gedung KPK pada pukul 10.00 WIB, Taufik keluar pada pukul 15.34 WIB. Hal itu dibenarkan oleh juru bicara KPK, Febri Diansyah. Menurutnya, Taufik diperiksa dalam proses nyelidikan sebagai Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) dan Staf Khusus di Kemenpora.

Febri menambahkan bahwa pemanggailan Taufik dimaksudkan untuk pengembangan dari perkara sebelumnya yang telah diproses di persidangan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Dalam perkara sebelumnya, Sekretaris Jenderal KONI Ending Fuad Hamidy dan Bendahara KONI Johny E Awuy telah divonis bersalah oleh majelis hakim pada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta.

Hamidy divonis 2 tahun 8 bulan penjara dan atau denda Rp 100 juta subsider 2 bulan kurungan. Sementara Johny dihukum 1 tahun 8 bulan penjara dan atau denda Rp 50 juta subsider 2 bulan kurungan. (junius)