DENGAN ideologi Pancasila, keutuhan NKRI tetap terjaga. Maka janganlah kelompok lain mencoba mengkotak-katik dengan embel-embel bersyariah segala. Indonesia bukanlah negara Islam, karenanya jangan hendak membawa Indonesia sebagai NKRI Bersyariah. Indonesia jangan dibawa ke mana-mana.
Kelompok diduga radikal pernah curhat kepada Mahfud MD, bahwa Indonesia sekian lama merdeka masih banyak rakyatnya yang miskin. Sudah lama merdeka masih banyak pejabat dan politisinya korupsi. Karenanya kelompok ini tidak mau tunduk pada pemerintah yang sah.
Jawab anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini sederhana saja. Bersyukurlah kita sudah lama merdeka. Dengan kemerdekaan kemiskinan tinggal 9,4 persen dari seluruh penduduk RI. Coba kalau belum merdeka, yang kaya hanya 9,4 persen, lainnya miskin semua. Begitu juga pejabat dan politisi korupsi, karena kita merdeka bisa menindak pelakunya.
Benar kata mantan Ketua MK tersebut, tapi mereka tak mau mengakuinya. Mereka terus mengganggu, sebab dalam sudut pandang mereka, hanya dengan menjadi negara agamis, Indonesia menjadi beres.
Pemerintah, ulama, parpol dan tokoh-tokoh nasional juga menolak gagasan adanya NKRI Bersyariah. Mantan Wapres Try Sutrisno misalnya, menolak dengan tegas NKRI Bersyariah. NKRI dan Pancasila itu idelogi negara, sementara syariah itu kewajiban personal setiap pemeluk agama yang diakui di Indonesia.
Sudahlah, dengan NKRI dan Pancasila kita sudah cukup aman dan damai. Jangan dibawa-bawa ke mana-mana. Yang bersyariah cukuplah bank dan hotel-hotelnya, jangan pula negara dibawa-bawa. Bila diberi angin atau peluang, ini ibarat makan bubur panas, dikit demi sedikit dari pinggir. Tapi lama-lama… (gunarso ts)