Thursday, 12 December 2019

Jokowi Tunjuk Kaltim Sebagai Ibu Kota Baru, Begini Tanggapan Ahok BTP

Senin, 26 Agustus 2019 — 15:36 WIB
Tiga mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Sutiyoso dan Djarot Saeful Hidayat saat menghadiri pelantikan Anggota DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024. (toga)

Tiga mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Sutiyoso dan Djarot Saeful Hidayat saat menghadiri pelantikan Anggota DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024. (toga)

JAKARTA – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atau BTP turut menanggapi perihal pemidahan ibu kota Indonesia yang telah diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kepala Negara memutuskan ibu kota negara pindah ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim).

Menurut Ahok, pemindahan ibu kota adalah wewenang pemerintah pusat. Dia pun enggan berkomentar lebih jauh. Namun demikian, Ahok sebut pemindahan ibu kota adalah rencana lama yang baru terealisasi pada masa pemerintahan Jokowi saat ini.

“Enggak tahu. Itu wilayah pusat ya. Saya kira itu keputusan lama sebetulnya,” kata Ahok di DPRD DKI Jakarta, Senin (26/8/2019).

(BacaJokowi Tetapkan Kalimantan Timur Sebagai Ibu Kota Negara yang Baru)

Sementara Djarot Saeful Hidayat yang juga bekas Gubernur DKI Jakarta berpendapat jika ibu kota dipindah maka akan menjadi lebih baik. Hal itu agar pusat pemerintahan dan pusat ekonomi tidak hanya berpusat di Jakarta.

“Jakarta ini kan pusat segalanya, semuanya ada di sini campur aduk saya sudah sering bilang. Pemerintahan, bisnis, pendidikan, wisata, terus industri juga ada. Sehingga daya tampung daya dukungnya kalau sampai seperti ini ya berat siapa pun gubernurnya. Ini persoalan besar,” kata Djarot di lokasi sama.

(BacaBambang Brojonegoro: Paling Lambat 2024 Ibu Kota Pindah ke Kaltim)

Pemindahan ibu kota di Kaltim akan menjadikan pemerataan pertumbuhan ekonomi. Sementara pembangunan di Jakarta juga akan lebih longgar. Meski Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota namun menurut Djarot akan tetap ada perputaran ekonomi dan bisnis.

“Di Kalimantan pertumbuhan lebih merata. Pusat ekonomi iya di sini (Jakarta), pusat bisnis juga, pemerintahan tetap ada,” ungkap dia.

(BacaIbu Kota Dipindah, Jokowi: Jakarta Tetap Jadi Prioritas Pembangunan)

Beragam persoalan yang kini dihadapi oleh Jakarta disebut akan lebih longgar jika ibu kota sudah dipindah ke Kaltim. Termasuk tingkat kemacetan, polusi udara, dan banjir pun akan berkurang.

“Otomatis lebih longgar kan. Semuanya, kemacetan, polusi berkurang. Kemudian banjir berkurang iya dong. Betul nggak? Kemudian pemukiman-pemukiman kumuh berkurang, sampah berkurang kan gitu ya,” tandas Djarot.

(BacaDitetapkan Sebagai Ibu Kota Negara, Gubernur Kaltim Siap)

Presiden Jokowi telah megumumkan Kaltim secara resmi menjadi ibu kota baru Indonesia, tepatnya di  Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Pemilihan Kaltim selain letaknya yang strategis di tengah Indonesia juga berada di dua kota yang tengah berkembang yakni Samarinda dan Balikpapan. (yendhi/ys)